Tidak Rencana Akui Israel, PM Pakistan Imran Khan: Jika Mengakui, Kami Benar-Benar Kehilangan Moral

- 8 Januari 2021, 12:00 WIB
Tidak Rencana Akui Israel, PM Pakistan Imran Khan: Jika Mengakui, Kami Benar-Benar Kehilangan Moral.*
Tidak Rencana Akui Israel, PM Pakistan Imran Khan: Jika Mengakui, Kami Benar-Benar Kehilangan Moral.* /Instagram/@pm_imrankhan_pti

"Saya melihat evolusi Islamofobia di negara-negara Barat," kata Khan.

Menekankan "kesenjangan kesalahpahaman" antara masyarakat Muslim dan Barat tentang masalah ini, dia mengatakan kepemimpinan Muslim seharusnya memainkan peran yang lebih aktif dalam menjelaskan bagaimana Muslim memprioritaskan agama mereka, kitab suci dan nabi.

Baca Juga: Wakil Wali Kota Cirebon Belum Instruksikan Sekolah Tatap Muka, Eti: PJJ Sudah Luar Biasa

"Kami, kepala negara Muslim, harus menekankan pada dewan dunia di Uni Eropa, (Perserikatan Bangsa-Bangsa), forum dunia; kami harus menekankan apa yang dirasakan dunia Muslim terhadap seorang nabi, dan kami harus menjelaskan kepada mereka bahwa tolong jangan gunakan kebebasan, pidato dan membuat karikatur nabi karena itu menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, "katanya, menanggapi pertanyaan tentang bagaimana kebencian anti-Muslim di masyarakat Barat.

Menyinggung hubungan antara Turki dan Pakistan, Khan mengenang "hubungan historis" antara kedua negara dan mengatakan mereka tidak akan melupakan dukungan dan bantuan yang telah diberikan Turki kepada Pakistan dalam masalah Kashmir.

Kashmir, wilayah mayoritas Muslim di Himalaya, dikuasai oleh India dan Pakistan sebagian dan diklaim oleh keduanya secara penuh. Sepotong kecil Kashmir juga dikuasai oleh Tiongkok.

Baca Juga: Bentuk Kerjasama Ilmuan, Penyelam di Rusia Berburu Tulang Hewan Kuno di Sungai Beku

Sejak mereka dipecah pada tahun 1947, New Delhi dan Islamabad telah berperang tiga kali - pada tahun 1948, 1965 dan 1971 - dua di antaranya memperebutkan Kashmir.

Menyebutkan bahwa hubungannya dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan didasarkan pada nilai-nilai yang sama, ia menekankan bahwa perdagangan adalah salah satu masalah yang dapat ditingkatkan oleh kedua negara.

"Turki baru saja menjadi kekuatan sejak Erdogan mengambil alih kekuasaan," kata Khan, mengacu pada transformasi Turki selama masa Erdoğan seperti Malaysia diubah di bawah mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad.***

Halaman:

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah