Ribuan Pengungsi Rohingya di Bangladesh Direlokasi ke Pulau Terpencil

- 29 Desember 2020, 13:57 WIB
Ilustrasi pengungsi/
Ilustrasi pengungsi/ /Pixabay/kalhh

PR CIREBON – Bangladesh mulai merelokasi gelombang kedua pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil, di tengah kekhawatiran dari kelompok hak asasi manusia pada Senin, 28 Desember 2020.

Berbicara kepada media Anadolu Agency melalui telepon, seorang pengungsi Rohingya yang akan direlokasi mengatakan bahwa 15 bus yang membawa hampir 1.000 pengungsi memulai perjalanan mereka ke pelabuhan selatan Bangladesh City of Chottogram dari Cox's Bazar pada Senin, 28 Desember 2020 siang, waktu setempat.

"Kami berharap Bangladesh akan menjaga komitmennya kepada kami untuk memberikan kesempatan kehidupan yang lebih baik dengan kebebasan bergerak, cakupan pendapatan, perawatan kesehatan dan pendidikan," kata pengungsi yang memilih untuk tidak disebutkan namanya tersebut.

Baca Juga: Manfaat Tidak Merokok saat Pandemi bisa Mencegah Tertular dari Virus Corona

Baca Juga: Sudah Klarifikasi dan Mimpinya Betul Terjadi, Haikal Hassan: Semoga Damai Indonesiaku

Seperti gelombang pengungsi Rohingya sebelumnya, anggota kelompok ke-2 juga akan menginap di Chottogram dan berlayar ke pulau Bhasan Char melalui jalur laut dengan kapal angkatan laut negara tuan rumah pada Selasa, 29 Desember 2020.

"Kami sepenuhnya siap menerima para pendatang baru di Bhasan Char. Kami berharap Selasa malam mereka akan tiba," kata Komodor Abdullah Al Mamun Chowdhury, direktur Proyek Rehabilitasi Kamp Bhasan Char Rohingya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Middle East Monitor.

Sejalan dengan rencana pemerintah, katanya, pengaturan telah dilakukan untuk merelokasi 100.000 orang Rohingya di pulau Bhasan Char.

Baca Juga: Ucapkan Selamat Ulang Tahun, Febri Diansyah Harapkan KPK kembali Hidup, Bukan Sekedar Berdenyut

"Pada gelombang pertama kami menerima 1.642 Rohingya dan kami telah menempatkan mereka di sana, dan sekarang kami menunggu untuk menerima gelombang lain yang kurang dari 1.000," ungkapnya.

Mengutip keselamatan dan keamanan di tenda darurat yang penuh sesak di distrik tenggara Cox's Bazar, Bangladesh telah mengembangkan permukiman baru untuk relokasi sementara para pengungsi sampai repatriasi yang damai ke negara bagian Rakhine di Myanmar.

Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai orang yang paling teraniaya di dunia, menghadapi ketakutan yang meningkat akan serangan sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.

Baca Juga: Korea Selatan Temukan Kasus Virus Corona Jenis Baru dari Anggota Keluarga yang Tiba dari Inggris

Menurut Amnesty International, lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, kebanyakan wanita dan anak-anak melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap komunitas mereka pada Agustus 2017.

Sejak 25 Agustus 2017, hampir 24.000 Muslim Rohingya telah dibunuh oleh pasukan negara Myanmar, menurut laporan oleh Badan Pembangunan Internasional Ontario (OIDA).***

 

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah