PR CIREBON - Media Palestina melaporkan bahwa militer Israel telah melakukan serangan udara yang menargetkan posisi Hamas di Jalur Gaza yang dikepung.
Serangan itu melukai dua orang dan telah menyebabkan kerusakan bangunan.
Menurut kantor berita resmi Palestina Wafa, pesawat tempur Israel menembakkan serangan rudal di bagian timur, barat laut, dan tengah Jalur Gaza pada Sabtu, 26 Desember 2020.
Baca Juga: Apakah Perlu Terapkan 3M Setelah Divaksin? Berikut Penjelasannya
Selain itu lahan terbuka juga menjadi target serangan, dan melukai seorang gadis yang masih berusia enam tahun dan pria berusia 20 tahun.
Menurut tentara, sebuah roket telah ditembakkan ke Israel dari Jalur Gaza pada Jumat malam.
Kejadian itu tak lama setelah sirine peringatan terdengar di kota Ashkelon di Israel Selatan.
Baca Juga: Pusing Tunjangan Anaknya, Ayah Warga Italia Ini Bunuh Kedua Anaknya Lalu Bunuh Diri
Media Israel mengatakan proyektil itu dicegat oleh sistem pertahanan udara anti rudal Iron Dome milik tentara.
Akan tetapi tidak ada kelompok Palestina di Gaza yang mengaku bertanggung jawab atas tembakan roket itu, yang telah memecah ketenangan selama berbulan-bulan ini.
Namun, Israel menganggap Hamas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas semua serangan yang berasal dari Gaza.
Baca Juga: Gadis 13 Tahun di Amerika Serikat Didakwa Pembunuhan Pria Berusia 35 Tahun
Termasuk juga serangan-serangan yang diklaim oleh kelompok pejuang lain yang ada di daerah kantong tersebut. Dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Al-Jazeera.
Jalur Gaza ayang miskin dan padat penduduk telah menjadi target blokade yang dilakukan Israel sejak 2007.
Blokade yang melumpuhkan masyarakat Gaza tersebut terjadi setelah Hamas mengambil alih daerah kantong pesisir tersebut.
Baca Juga: Setelah Disuntik Vaksin Moderna, dokter di Boston AS Alami Alergi, Kembali Normal Esok Harinya
Hamas dan Israel mencapai kesepakatan pada akhir September untuk menghentikan permusuhan, meskipun serangan terus berlanjut.
Gencatan senjata menyusul dengan adanya lonjakan kekerasan yang mematikan dan akan membuat Israel mengizinkan proyek pembangunan baru, termasuk zona industri dan rumah sakit.
Hamas menuduh Israel tidak sepenuhnya mematuhi kesepakatan itu.
Baca Juga: Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 di Libur Panjang Nataru, Kemenkes Siapkan Langkah-langkah Antisipatif
Israel, yang menganggap Hamas sebagai organisasi "teroris", menghindari negosiasi langsung dan tidak pernah secara terbuka mengakui gencatan senjata tersebut.
Israel sendiri telah melontarkan tiga serangan terhadap Jalur Gaza sejak 2008, dan sudah banyak terjadi pergolakan di daerah tersebut.***