"Orang Yahudi, Arab dan orang-orang dari sekte yang berbeda hidup berdampingan dan bekerja sama dalam harmoni di dalam Israel," katanya.
"Kita harus berterima kasih kepada para tentara ini atas perjuangan mereka melawan terorisme, Hizbullah, diktator Suriah dan rezim Iran, yang mendukung banyak teroris dan milisi di Gaza dan di seluruh dunia," ia melanjutkan.
Keduanya mengunjungi Israel sebagai bagian dari delegasi dari negara-negara Teluk yang baru-baru ini menandatangani pakta normalisasi dengan Israel.
Baca Juga: Penelitian Ungkap Kurangnya Waktu Tidur Dapat Pengaruhi Emosional Seseorang
Selama kunjungan mereka, anggota kelompok mereka bertemu dengan Presiden Israel Reuven Rivlin dan mengambil bagian dalam upacara penyalaan lilin untuk menandai festival Yahudi Hanukkah di Yerusalem.
Pernyataan ini muncul di tengah kelompok hak asasi manusia yang terus mengutuk penggunaan kekuatan yang tidak semestinya oleh tentara Israel terhadap orang-orang Palestina yang tidak bersenjata.
Israel juga merupakan satu-satunya negara di dunia yang secara otomatis menuntut anak-anak di pengadilan militer yang tidak memiliki hak dan jaminan dasar yang adil.
Perlakuan buruk sistematis dan penyiksaan terhadap anak-anak Palestina telah didokumentasikan secara luas dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Tri Rismaharini Telah Resmi Dilantik Presiden, Pengamat: Tugasnya sebagai Mensos Cukup Berat
Amnesty International menyebut bahwa mereka menemukan pasukan Israel telah menyiksa dan sebaliknya memperlakukan dengan buruk tahanan Palestina, termasuk anak-anak, terutama selama penangkapan dan interogasi.***