Gelombang Protes di Thailand Semakin Tegang, Tuntutan Reformasi Monarki Disuarakan

- 24 November 2020, 16:03 WIB
Demonstrasi di Thailand: Gelombang protes di Thailand semakin tegang setelah polisi menembak 6 orang pada pekan lalu dan menggunakan gas air mata di Bangkok.
Demonstrasi di Thailand: Gelombang protes di Thailand semakin tegang setelah polisi menembak 6 orang pada pekan lalu dan menggunakan gas air mata di Bangkok. //PMJ News/

“Tetapi dengan tuntutan mereka yang sangat tabu untuk reformasi monarki, para pengunjuk rasa telah membiarkan munculnya budaya politik baru, mendorong kebebasan berekspresi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kerajaan,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

Pihak berwenang telah memberikan tanggapan yang hati-hati terhadap gerakan tersebut sejak muncul pada Juli, mengumumkan tindakan darurat kemudian menarik status darurat itu, lalu menangkap para pemimpin protes kemudian membebaskan mereka lagi.

Baca Juga: Polisi Sebut Bahar Smith Menolak Diperiksa Terkait Kasus Penganiayaan: Dilimpahkan ke Kejaksaan

"Sejak awal gerakan, pemerintah telah bermain-main," kata Paul Chambers dari Universitas Naresuan.

Tidak seperti gerakan protes Thailand sebelumnya, mayoritas demonstran adalah pemuda penghuni kota kelas menengah.

Pihak berwenang dikabarkan waspada untuk menodai citra internasional Thailand dengan pengulangan tindakan keras terhadap Red Shirts pada tahun 2010 yang menewaskan 90 orang di jantung kawasan wisata dan perbelanjaan Bangkok.

Baca Juga: Simbol Jempol Kejepit Bukan Bermakna Mesum, Ini Arti Sesungguhnya

Namun, pihak berwenang telah mengeraskan nada mereka dalam beberapa hari terakhir, mengacungkan ancaman pasal 112, yakni undang-undang pencemaran nama baik kerajaan yang terkenal ketat, yang dapat dihukum hingga 15 tahun penjara.***

Halaman:

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x