PM Israel Bertemu MBS Didampingi Kepala Intelijen Mossad, Pejabat Hamas Tuntut Penjelasan

- 23 November 2020, 20:43 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu : Pejabat Humas menuntut penjelasan dari Arab Saudi terkait adanya pertemuan antara PM Israel dan Putra Mahkota MBS.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu : Pejabat Humas menuntut penjelasan dari Arab Saudi terkait adanya pertemuan antara PM Israel dan Putra Mahkota MBS. / @netanyahu/Twitter

Hubungan rahasia antara Israel dan Arab Saudi diyakini telah tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Pergeseran kebijakan dilaporkan dipimpin oleh putra mahkota, yang melihat Israel sebagai mitra strategis dalam perang melawan pengaruh Iran di wilayah tersebut.

Baca Juga: Kerumunan Massa Sepekan Terakhir Picu Klaster Covid-19, MUI: Kerja Keras 10 Bulan Dihancurkan

Pemerintahan Trump berharap Arab Saudi akan bergabung dengan UEA dan Bahrain dalam mengakui Israel dan menjalin hubungan diplomatik, sebuah langkah yang dipandang semakin jauh setelah terpilihnya Joe Biden sebagai presiden AS. Tetapi para pemimpin Saudi sampai sekarang telah mengindikasikan bahwa perdamaian Israel-Palestina harus didahulukan.

“Kami telah mendukung normalisasi dengan Israel untuk waktu yang lama, tetapi satu hal yang sangat penting harus terjadi terlebih dahulu: kesepakatan damai permanen dan penuh antara Israel dan Palestina,” kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud pada hari Minggu.

Pada akhir Oktober, ketika Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Sudan akan berdamai, dia memperkirakan bahwa Arab Saudi akan segera menyusul.

Baca Juga: PM Israel Diam-diam Terbang ke Arab Saudi untuk Bertemu dengan Putra Mahkota MBS dan Menlu AS

Selama panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, presiden Dewan Berdaulat Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok, Trump membawa wartawan ke Oval Office, mengumumkan bahwa 'Negara Israel dan Republik Sudan telah setuju untuk berdamai', dan mengatakan kepada wartawan bahwa ada lima negara lain yang akan mengikuti.

"Kami berharap Arab Saudi akan menjadi salah satu dari negara-negara itu," kata Trump, saat dia memuji penguasa negara yang 'sangat dihormati', Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Ketika Gedung Putih mengumumkan pada bulan Agustus bahwa Uni Emirat Arab dan Israel telah setuju untuk menjalin hubungan diplomatik penuh, sebuah langkah yang diikuti Bahrain beberapa minggu kemudian, Arab Saudi menahan diri dari mengkritik kesepakatan itu atau mengadakan pertemuan puncak yang mengutuk keputusan tersebut.

Baca Juga: Antisipasi Penularan Covid-19 di Munas X MUI, Peserta dan Panitia Jalani Swab Test

Halaman:

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: Times of Israel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x