Pertempuran Masih Berlanjut, Armenia dan Azerbaijan Menolak Seruan Internasional untuk Berdialog

2 Oktober 2020, 12:06 WIB
Nagorno-Karabakh adalah wilayah yang memisahkan diri di dalam Azerbaijan tetapi dijalankan oleh etnis Armenia dan didukung oleh Armenia [Handout / Kementerian Pertahanan Azerbaijan / AFP] /

PR CIREBON – Azerbaijan dan Armenia menolak seruan internasional untuk berdialog, membuat ketakutan lebih mencekam dengan perang habis-habisan. Penembakan hebat yang terjadi antara Azerbaijan dan Armenia, telah dilaporkan di sekitar Nagorno-Karabakh yang menjadi sengketa.

Pertempuran ini sudah memasuki hari kelima sejak Minggu, 27 September. Kedua belah pihak menolak untuk mundur dan memperhatikan seruan internasional untuk melakukan pembicaraan.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Aljazeera, Bentrokan paling sengit antara Azerbaijan dan Armenia selama bertahun-tahun ini, telah menyebabkan sejumlah korban tewas dari kedua belah pihak.

Baca Juga: Hikmah Deklarasi Dihadang Massa, KAMI: Sudah Seharian, Pendemo Bayaran Harus Dikasih Rp1 Juta

Kantor Kejasaan Umum Azerbaijan mengatakan pada hari kamis bahwa, penembakan Armenia menewaskan seorang warga sipil di kota Terter, sekitar 90 km dari Nagorno-Karabakh, serta merusak stasiun kereta api di sana.

Secara terpisah, Kementrian Pertahanan negara itu mengatakan, pasukannya telah melakukan serangan artileri yang menghancurkan posisi pasukan Armenia di wilayah kependudukan itu, sepanjang malam.

Di kota Stepanakert di Nagorno-Karabakh, yang juga dikenal sebagai Khankendi, dua ledakan terdengar sekitar tengah malam saat sirene dibunyikan.

Kantor berita AFP melaporkan, penduduk telah mengklaim kota itu telah diserang menggunakan drone.

Baca Juga: Peringati Hari Batik Nasional 2020, Google Ikut Tampilkan Motif Batik di Google Arts and Culture

Pejabat etnis Armenia di wilayah itu menggambarkan situasi semalam di sepanjang garis depan itu penuh ketegangan.

Dia juga mengatakan kedua belah pihak saling menembakkan artileri.

Pihak berwenang Armenia juga mengatakan, dua warga negara Prancis yang bekerja sebagai jurnalis di Le Monde terluka dalam penembakan pada hari kamis.

Penembakan tersebut dilakukan oleh pasukan Azeri di kota Martuni, Armenia, sebelah barat wilayah Nagorno-Karabakh.

“Para wartawan telah dibawa ke rumah sakit,” kata pihak berwenang dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: DPR Lamban Sikapi Pandemi Seolah Tak Penting, FORMAPPI: Hilang Momentum dengan Tunda Rapat Paripurna

Armenia juga memanggil duta besarnya untuk Israel, konsultasi mengenai penjualan senjata Israel ke Azerbaijan. Awal dari pertempuran ini adalah deklarasi kemerdekaan Nagorno-Karabakh dari Azerbaijan di awal 1990an.

Pertempuran ini telah menewaskan 30.000 orang, tetapi deklarasi itu masih belum diakui oleh negara mana pun, termasuk Armenia. Armenia dan wilayah yang memisahkan diri mengumumkan darurat militer dan mobilisasi militer pekan lalu.

Sementara itu, Azerbaijan memberlakukan aturan militer dan jam malam di kota-kota besar. Pembicaraan untuk menyelesaikan konflik sebagian terhenti sejak perjanjian gencatan senjata pada 1994.

Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat telah menengahi upaya perdamaian sebagai bagian dari grup minsk, tetapi kesepakatan damai berakhir gagal pada 2010. Kedua belah pihak telah menimbulkan kerugian besar satu sama lain.

Baca Juga: Hari Batik Nasional saat Pandemi, Menperin Ungkap Ekspor Batik Meningkat hingga 21,54 Juta Dolar

Konflik ini membawa ancaman besar bagi pihak Turki dan Rusia, yang masing-masing mendukung pihak berbeda.

Meskipun tekanan internasional meningkat, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev sama-sama menolak untuk melakukan pembicaraan. Bahkan ketika seruan untuk menghentikan pertempuran meningkat.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Prancis Emmanuel Macron pada rabu malam, mengeluarkan seruan terbaru untu penghentian total pertempuran di Nagorno-Karabakh.

Mereka juga mengatakan siap untuk meningkatkan upaya diplomatik dan membantu menyelesaikan konflik. ***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler