Lakukan Pengkhianatan Negara, Mantan Jurnalis yang Menjabat Asisten Kepala Badan Antariksa Ditangkap

7 Juli 2020, 17:11 WIB
BENDERA Rusia.* /REUTERS/

PR CIREBON - Otoritas Rusia pada Selasa, 7 Juli 2020 menahan seorang mantan jurnalis yang bekerja sebagai pembantu kepala badan antariksa Rusia dan menuduhnya melakukan pengkhianatan negara.

Roscosmos mengatakan sebuah tuduhan yang dapat membuatnya dipenjara hingga dua dekade jika terbukti bersalah .

Dikatakan penahanan Ivan Safronov, yang bekerja sebagai jurnalis dengan spesialisasi urusan militer, tidak terkait dengan pekerjaannya dengan Roscosmos, di mana ia bekerja sebagai penasihat Direktur Jenderal Dmitry Rogozin.

Baca Juga: 5 Anggota BTS Mendaftar dalam Program Master, Agensi Tegaskan Bukan untuk Menunda Wajib Militer

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, layanan Keamanan FSB mengatakan bahwa Safronov bekerja untuk dinas intelijen asing dari negara NATO yang tidak ditentukan dan telah menyerahkan informasi militer rahasia.

Safronov, yang bergabung dengan Roscosmos sebagai penasihat media pada bulan Mei, diperkirakan akan hadir di pengadilan pada Selasa.

Dia sebelumnya bekerja sebagai jurnalis untuk surat kabar harian Rusia Kommersant dan Vedomosti.

Baca Juga: KABAR BAIK, Telkom Telah Resmi Membuka Blokir Netflix di Indonesia

Mengutip sumber hukum, kantor berita TASS melaporkan tahun lalu bahwa jaksa penuntut ingin membawa kasus perdata terhadap Kommersant karena mengungkapkan rahasia negara yang tidak ditentukan.

Portal berita online Bell menunjukkan pada saat itu bahwa sebuah artikel yang Safronov kerjakan kemudian menghilang dari situs Kommersant.

Artikel itu yang masih belum tersedia, mengatakan bahwa Mesir telah menandatangani kesepakatan dengan Rusia untuk membeli lebih dari 20 jet tempur multi-peran Sukhoi SU-35.

Baca Juga: Dianggap sebagai Inisiator RUU HIP, Jokowi dan Megawati Digugat Advokat ke Pengadilan

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo kemudian mengancam Mesir dengan sanksi jika melanjutkan pembelian.

 

Safronov mengatakan dia terpaksa mundur dari Kommersant tahun lalu setelah kantor penerbitan surat kabar itu mengeluarkan masalah dengan artikel yang dia kerjakan yang menyarankan bahwa Valentina Matviyenko, ketua majelis tinggi parlemen, mungkin meninggalkan jabatannya.

Seorang juru bicara Matviyenko, yang tetap menjadi ketua majelis tinggi, menolak laporan tersebut pada saat itu.***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler