PR CIREBON - Akhir abad 21 memang masih memakan waktu puluhan tahun lagi, tetapi Badan Meteorologi Inggris, Met Office baru-baru ini mengeluarkan peringatan pada negaranya.
Tepatnya, prediksi Inggris akan alami suhu terpanas yang mencapai 40 derajat celciu pada 2100 kelak, tetapi itu bila perubahan iklim tidak segera ditangani
Melansir dari Mirror, Met Office Inggris telah mengeluarkan peringatan agar Inggris segera mengambil tindakan untuk menangani dampak emisi gas rumah kaca.
Baca Juga: AS Derita Kerusakan Luar Biasa akibat Pandemi Covid-19, Trump: Saya Semakin Marah pada Tiongkok
Pasalnya, Met Office juga memprediksi Inggris akan menghadapi suhu panas setiap tiga sampai empat tahun.
Secara jelas, hal ini tercantum dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Nature dengan judul 'The increasing likelihood of temperatures above 30 to 40 °C in the United Kingdom' pada 30 Juni 2020.
Penelitian itu menggambarkan wilayah tenggara Inggris yang akan mengalami suhu terpanas di akhir abad ini.
Baca Juga: Beri Tunjangan Pengangguran, Trump Dukung Insentif Kerja sebagai Bagian RUU Stimulus Coronavirus
Lebih lanjut, para ilmuwan iklim juga telah memperingatkan selama puluhan tahun tentang potensi kejadian cuaca ekstrem yang mematikan menjadi semakin umum.
Bahkan, studi pemodelan baru dari Met Office menyebutkan bahwa pengaruh manusia berdampak pada suhu meningkat di Inggris. Tepatnya, pemodelan rincian dataset skala lokal berdasarkan pengamatan.
"Kami menemukan bahwa kemungkinan suatu hari yang sangat hangat di Inggris telah meningkat dan akan terus berlanjut selama abad ini dengan suhu paling ekstrem yang diperkirakan akan diamati di Tenggara Inggris," demikian bunyi laporan studi tersebut.
Baca Juga: Persalinan 'Gila' Dialami Wanita AS, Melahirkan Bayi sambil Berdiri di Parkiran Rumah Sakit
Meskipun sampai saat ini, Inggris sudah pernah mengalami suhu terpanas yang mencapai 38,7 derajat Celcius di Cambridge. Sedangkan pada 2020 ini suhu terpanas mencapai 33 derajat Celcius.
Lebih dari itu, para ilmuwan mengatakan dunia harus mengambil tindakan terhadap emisi sejalan dengan komitmen dalam Perjanjian Paris internasional untuk membatasi kenaikan suhu menjadi 1,5 °C atau 2 °C di atas tingkat pra-industri, sehingga risiko panas ekstrem akan jauh lebih rendah
Baca Juga: Ceroboh Atas Kekeliruan Fasilitas Karantina Covid-19, Menkes Selandia Baru Mengundurkan Diri
Sementara itu, sebelumnya Komite penasihat Pemerintah Inggris tentang Perubahan Iklim juga telah memperingatkan negaranya tidak siap dari meningkatnya gelombang panas karena hanya dapat meningkatkan risiko penyakit dan kematian, terutama di kalangan orang tua atau yang memiliki kondisi kurang sehat.***