Peneliti mengungkapkan, lebih sedikit anak-anak daripada orang dewasa yang terkena Covid-19, lebih sedikit yang mengembangkan bentuk penyakit yang parah dan mereka tampaknya tidak menjadi "pendorong utama penularan," tetapi anak-anak dari segala usia telah terinfeksi.
"Meskipun proporsi tinggi infeksi ringan atau tanpa gejala, mereka harus dianggap sebagai pemancar kecuali terbukti sebaliknya," ujar peneliti dari Geneva University Hospitals dan University of Geneva, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari CNN.
Dalam survei tersebut, 23 anak-anak yang berusia mulai dari 7 hari hingga 16 tahun dinyatakan positif Covid-19 dan semuanya kecuali dua memiliki jumlah virus yang sama dengan orang dewasa.
Baca Juga: Dibanderol dengan Harga Selangit, AS Borong Habis Pasokan Vaksin Covid-19 untuk 3 Bulan ke Depan
"Data kami menunjukkan bahwa viral load pada saat diagnosis sebanding dengan orang dewasa dan bahwa anak-anak yang bergejala dari segala usia yang terinfeksi virus melepaskan infeksi pada awal penyakit akut, prasyarat untuk penularan lebih lanjut,” tulis para penulis.
Namun, peneliti mengatakan anak-anak tampaknya tidak menyebarkan virus dengan cara yang sama dilakukan orang dewasa.
"Mengingat frekuensi anak-anak yang terinfeksi relatif rendah, bahkan di daerah yang terkena dampak parah, faktor biologis atau lainnya yang tidak diketahui dapat menyebabkan penularan yang lebih rendah pada populasi ini," demikian yang ditulis para peneliti.
Baca Juga: Kontroversial dan Menuai Kecaman, Berikut 5 Fakta Utama tentang UU Keamanan Nasional Hong Kong
Mereka mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami peran anak-anak dalam menyebarkan virus.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, termasuk ukurannya yang kecil dan penggunaan sampel virus yang tersisa dari tes diagnostik rutin.***