Donald Trump Kembali Lontarkan Kalimat Rasis dalam Kampanye, Sebut Covid-19 sebagai 'Kung Flu'

22 Juni 2020, 11:03 WIB
PRESIDEN Donald Trump dengan percaya diri mengeluarkan pernyataan rasis dan penuh klaim pribadi dalam kampanye terbukanya di Tulsa, Oklahoma.* /Instagram/realdonaldtrump

PR CREBON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggunakan bahasa rasis untuk menggambarkan pandemi coronavirus pada kampanye terbukanya di Tulsa, Oklahoma.

Dalam kampanye terbuka yang hanya dihadiri sekitar 50 persen dari kapasitas itu, Trump menyebut virus corona jenis baru yang menyebabkan Covid-19 sebagai 'kung flu'.

Hal itu merujuk pada wabah Covid-19 dimulai di Wuhan, Tiongkok, akhir tahun lalu dan telah menyebar ke seluruh dunia, menewaskan puluhan ribu orang. Tiongkok dikenal dengan seni bela diri Kung Fu.

Baca Juga: Penggemar K-Pop dan Pengguna TikTok Sabotase Kampanye Donald Trump di Tulsa

Tanggapan Trump terhadap pandemi di AS telah banyak dikritik karena coronavirus menelan korban lebih dari 100.000 jiwa di Amerika dan menginfeksi lebih dari dua juta orang.

Trump telah berulang kali mencoba menyebut Covid-19 sebagai 'virus Tiongkok' atau 'virus Wuhan' yang telah memicu kemarahan banyak kelompok kebebasan sipil, yang telah memperingatkan bahwa bahasa seperti itu dapat menginspirasi rasisme dan kekerasan terhadap warga Amerika keturunan Asia.

Tetapi di Tulsa, Trump tampaknya melangkah lebih jauh dalam penggunaan bahasa rasisnya.

Baca Juga: Diserang dengan Senjata Tajam, Anggota Polres Karanganyar Jadi Korban Pembacokan Orang Tak Dikenal

"Ini memiliki lebih banyak nama daripada penyakit dalam sejarah. Saya bisa memberi nama kung flu. Saya bisa menyebutkan 19 versi nama yang berbeda," ujar Trump kepada sorak-sorai dari kerumunan dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Guardian.

Trump sebelumnya telah mempertahankan bahasanya untuk menghubungkan virus ke Tiongkok. 

Berbicara pada pengarahan gugus tugas harian virus corona pada bulan Maret, dia mengatakan itu "tidak rasis sama sekali. Itu berasal dari Tiongkok. Saya ingin menjadi akurat."

Baca Juga: Raih 2 Rekor MURI dari Siaran Langsung 30 Jam Tanpa Henti, Raffi Ahmad: Bikin Rekor Lagi, Ada Ide?

Pada bulan April, wakil direktur hukum Serikat Kebebasan Sipil Amerika, Cecillia Wang, menulis bahwa upaya untuk menyalahkan Tiongkok "mengarah pada pengkambinghitaman berbahaya dan ketidaktahuan luas, tepat ketika informasi kesehatan masyarakat yang akurat sangat dibutuhkan".

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyarankan terhadap ketentuan yang menghubungkan virus ke Tiongkok untuk menghindari stigmatisasi.

Pada reli yang sama Trump juga menggunakan kata Spanyol 'hombre' ketika menggambarkan seorang penjahat fiksi membobol rumah seorang wanita muda saat dia sendirian di malam hari. 

Baca Juga: Ulang Tahun Presiden ke-59, Novel Baswedan Doakan Jokowi Berpihak pada Hukum yang Peduli Kemanusiaan

Trump sedang berbicara tentang protes nasional yang bertujuan menggunduli polisi di tengah serentetan pembunuhan polisi terhadap orang kulit hitam.

"Ini jam satu pagi ... hombre yang sangat sulit menerobos ke jendela seorang wanita muda yang suaminya pergi," kata Trump.

Hombre adalah kata Spanyol untuk 'pria'.

Sebelumnya, Trump telah menggunakan ungkapan itu dan pada tahun 2015 mengumumkan pemilihan presidennya dengan menyebut imigran Meksiko sebagai 'pemerkosa'.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler