Besok Jadi Hari Kiamat Dunia, Astronom Arab Beri Pesan 'Waspada' dengan Siapkan Tindak Pencegahan

20 Juni 2020, 13:51 WIB
ILUSTRASI hari kiamat.* /Pixabay/

PR CIREBON - Beberapa hari terakhir beredar isu ramalan terbaru suku maya yang menyebutkan 21 Juni 2020 esok sebagai hari kiamat dunia, seiring dengan kehadiran fenomena gerhana matahari cincin yang akan menghiasi langit semesta.

Namun rupanya, isu ini menjangkau telinga CEO Grup Astronomi Dubai, Hasan Al Hariri yang ikut memberikan sejumlah pandangannya.

Diakui Al Hariri, dirinya tak setuju dengan teori kiamat yang bersumber dari perubahan perhitungan kalender maya yang bersamaan dengan terjadinya gerhana matahari cincin.

Baca Juga: Terungkap Pantauan Citra Satelit Sebelum Bentrokan, 100 Mesin Militer Tiongkok Padati Lembah Galwan

Terlebih, Al Hariri selama ini menganggap pengetahuan sains sebagai ilmu yang dipahami dengan rasa syukur, sehingga melihat fenomena alam sebagai sesuatu yang bisa dinikmati, bukan dikaitkan dengan rumor tertentu.

“Sains itu elegan dan indah, tetapi itu membutuhkan upaya untuk memahami. Ini adalah kesempatan emas untuk memberi orang pelajaaaran," ujar Al Hariri dalam pernyataan yang dikutip dari situs Gulf News.

Lebih lanjut, Al Hariri berpendapat teori kiamat 21 Juni 2020 adalah sangat tidak ilmiah dan tidak logis.

Baca Juga: Hoax atau Fakta: IDI dan Menteri Ketahanan Pangan Sebut Anggur Merah dapat Cegah dan Obati Covid-19

"Setiap orang dengan temperamen ilmiah, tidak harus seorang ilmuwan, tidak dapat mendukung jenis pesan ini," katanya.

Sebagai pengamat langit, Hasan menjelaskan UAE juga akan menyaksikan fenomena langka pada pagi hari 21 Juni 2020 yang digambarkan sebagai gerhana matahari sebagian dengan cakupan besar piringan matahari di bulan.

Dalam detail, Hasan menggambarkan keadaan bulan akan menutupi hampir 86,31 persen dari cakram matahari, sehingga hanya gerhana matahari parsial yang akan terlihat di wilayah UAE.

Baca Juga: Hoax atau Fakta: IDI dan Menteri Ketahanan Pangan Sebut Anggur Merah dapat Cegah dan Obati Covid-19

Adapun rentang waktu terlihatnya, dimulai sejak pukul 08.14 waktu setempat, tepat saat bulan akan bergerak di depan matahari, hingga diperkirakan berakhir pada pukul 11.12 pagi.

Selain itu, Hasan menyarankan masyarakat untuk mengamati fenomena surgawi ini dengan mengambil sejumlah tindakan pencegahan.

Pasalnya, fenomena itu membuat matahari akan sangat terang dan memancarkan cahaya intensif.

Baca Juga: Kedaulatan Negara Makin Terancam, Taiwan Memohon Internasional Bantu Tekan dan Tindak Tiongkok

“Ini terlalu berlebihan untuk mata kita. Jadi jika kita melihatnya tanpa perlindungan, penglihatan kita akan rusak,” katanya.

"Harap lebih berhati-hati karena kali ini gerhana terjadi pada siang hari pukul 08.14 pagi, ketika sebagian besar masyarakat sudah berada di luar atau mungkin dalam perjalanan ke kantor. Tidak seperti terakhir kali ketika itu (gerhana matahari, red.) terjadi lebih awal (pahi, red.)," tambah Hasan Al Hariri.

Sedangkan berdasarkan kejadian yang menimpa anak-anak sekolah di Rajasthan, India menyaksikan fenomena gerhana, justru merusak retina mata sepenuhnya dan sebagian, akibat dari mengamati gerhana matahari tanpa perlindungan yang layak.

Baca Juga: Agresif Olok AS, Media Tiongkok Berani Kutuk Rezim Trump sebagai Kapitalis Biadab yang Serakah

Sementara itu, jalur lintasan gerhana matahari cincin akan dimulai di Afrika Tengah dan bergerak melalui Arab Saudi, India Utara, Tiongkok Selatan hingga berakhir di Samudra Pasifik.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Gulf News

Tags

Terkini

Terpopuler