Kedaulatan Negara Makin Terancam, Taiwan Memohon Internasional Bantu Tekan dan Tindak Tiongkok

20 Juni 2020, 10:51 WIB
PERWAKILAN Taiwan untuk Inggris, David Yung-lo Lin meminta Pemerintah Kerajaan Inggris membela negara-negara yang ditekan Tiongkok.* /Taipei Representative Office in the UK

PR CIREBON - Kedaulatan negara Taiwan semakin terancam atas segala agresi militer yang dilancarkan Tiongkok, terutama saat Tiongkok berulang kali bebas memasuki teritorial udara Taiwan.

Apalagi selama ini Republik Rakyat Tiongkok (RRT) terus berupaya memenangkan sengketa dengan wilayah-wilayah sekitarnya, mulai dari Taiwan, Hongkong hingga negara-negara Asia Tenggara yang bersengketa di Laut China Selatan.

Pada akhirnya, Taiwan memohon dunia internasional untuk menekan balik Tiongkok, terutama meminta tolong pada Inggris untuk tegas 'membully' RRT bersama negara-negara lain.

Baca Juga: Istri Terpidana Mantan Bupati Masuk Nominasi Terkuat Cawabup, Imron Angkat Bicara Soal Rekomendasi

Melansir dari Express, hal ini diungkapkan oleh Perwakilan Taiwan untuk Inggris, David Yung-lo Lin dalam wawancara dengan majalah Sunday Express.

Secara detail, ia berharap tekanan dari berbagai negara terhadap rezim komunis Beijing akan memaksa mereka berpikir ulang dan menarik diri dari agresi.

Lebih lanjut, David menegaskan pula bahwa keputusan Beijing menghapus kebijakan 'satu negara, dua sistem' kepada Hongkong 'benar-benar menjadi masalah'.

Baca Juga: Polri Endus Penyelewengan Dana Penanganan Covid-19 di Sejumlah Daerah, Penyelidikan Masih Berlanjut

"Kami sangat perhatian pada situasi yag tak menentu di Hongkong," ungkap David.

David pun dengan berani menyebut RRT sebagai negara tukang bully yang tak menarik bagi rakyat Taiwan.

"Mereka (RRT) adalah tukang bully dan itu tak menarik bagi rakyat Taiwan," tegasnya.

Sehingga, David pun berharap masa-masa seperti ini menjadi pembuktian komunitas internasional menyimpan perhatian pada masalah kedaulatan negara yang menimpa Taiwan.

Baca Juga: Berkampanye dengan Segitiga Merah Terbalik 'Nazi', Trump Klaim 'PDKT' dengan Warga Kulit Hitam AS

"Sangat penting di masa-masa seperti ini untuk membuktikan bahwa komunitas internasional memperhatikannya," tambahnya lagi.

Dalam arti lain, permohonan dia kepada Inggris dan negara-negara persemakmuran seperti Kanada, Australia, dan Selandia Baru sebagai wujud solidaritas kepada kedua negara tersebut seperti Amerika Serikat (AS).

"Formula satu negara, dua sistem berada dalam ancaman serius. Beberapa orang mengatakan ini akan segera usai dan hanya satu yang tersisa, yakni sistem Komunis--yang buruk bagi rakyat Hongkong," jelas David.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Dokter Gigi di Surabaya Telanjang Akibat Keluarga Meninggal Terkena Covid-19

Sedangkan, timbulnya ketegangan hubungan Inggris-RRT karena persoalan Hongkong membuat Taiwan semakin mudah berkesempatan mendapat pengakuan Inggris.

"Kami sangat optimis hal itu akan semakin baik. Akan tetapi bagi kami, kita harus tetap realistis. Ada beberapa pertanda positif. Kami harap ini semua akan semakin baik," papar David bernada optimis.

Sementara itu, ini juga sejalan dengan pendapat rakyat Inggris terhadap persoalan agresi Tiongkok.

Baca Juga: Peringati Hari Musik, Rian D'Masiv Gagas Kolaborasi dengan Siswa Berkebutuhan Khusus dari Timur

Lembaga survei Redfield and Wilton Strategies mencatat, 61 persen penduduk Inggris percaya Tiongkok yang berhasil menutup-nutupi Covid-19 adalah ancaman nyata bagi mereka dan seluruh dunia.

Selain itu, mereka juga kebanyakan setuju kepada kebijakan Pemerintah Inggris untuk menyediakan suaka bagi penduduk Hongkong yang terancam kebebasannya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler