Klaster Pasar Xinfadi Dikabarkan Lebih Menular, Ahli Virologi: Tambah Sulit Kembangkan Vaksin

16 Juni 2020, 12:46 WIB
ILUSTRASI penelitian virus corona.* //pexels/Gustavos Fring

PR CIREBON - Klaster baru virus corona yang baru ditemukan di pasar grosir Xinfadi, Beijing dikabarkan mungkin lebih menular daripada yang terdeteksi di pasar makanan laut di Wuhan yang menjadi awal gelombang pandemi di dunia

Terlebih, klaster baru itu telah memunculkan banyak kasus yang dikonfirmasi hanya dalam empat hari di Beijing.

Inilah yang membuat munculnya komentar dari seorang ahli virologi sekaligus wakil direktur departemen biologi patogen di Universitas Wuhan, Yang Zhanqiu.

Baca Juga: Penyanyi Roy Kim Jalani Wajib Militer di Pelatihan Marinir Pohang

"79 kasus dikonfirmasi dalam empat hari, mnunjukkan coronavirus yang ditemukan di Beijing sangat menular, kemungkinan lebih menular daripada yang ditemukan di Wuhan," ungkap Yang dalam pernyataan yang dikutip dari Global Times.

Sedangkan, pernyataan Yang ini juga muncul setelah seorang peneliti dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Beijing (CDC Beijing) mengatakan kepada China Central Television (CCTV), bahwa urutan genom dari strain Covid-19 yang menyebabkan wabah corona baru di Beijing menunjukkan berasal dari Eropa.

Lebih lanjut, Yang menjelaskan bahwa jenis coronavirus yang menyebar di Beijing cocok dengan jenis virus yang diambil sampelnya di pasar Xinfadi. Sedangkan, sudah diketahui jenis coronavirus yang menyebar di pasar Xinfadi berasal dari Eropa.

Baca Juga: Penyelamatan Penculikan Dramatis Keluarga Terkaya Ketujuh di Tiongkok, Berhasil Lolos Berkat Anaknya

Sehingga dalam arti lain, klaster baru yang ditemukan di Beijing diklaim telah "dibawa" ke Tiongkok melalui makanan atau orang-orang dari Eropa.

Terlebih, muncul kemungkinan bahwa produk akuatik atau daging sapi, daging kambing dan unggas telah terkontaminasi oleh pasien selama pemrosesan di luar negeri dan dibawa masuk ke Tiongkok.

Sementara itu, Yang juga menyoroti keragaman genotipe virus dapat membawa tantangan baru terhadap pengembangan vaksin, sekaligus menambah kesulitan karena khawatir vaksin akan tidak efektif.

Baca Juga: Kenang Elang Udara Bangladesh, Pahlawan 5 Negara yang Berulang Kali Lumpuhkan Pesawat Tempur Israel

"Tidak diragukan lagi genotipe virus yang berbeda dapat menyebabkan vaksin menjadi kurang efektif, atau bahkan tidak efektif. Itu berarti vaksin harus efektif terhadap kedua virus yang beredar di Tiongkok dan yang di Eropa, menambah kesulitan untuk mengembangkan vaksin," jelas Yang lebih lanjut.

Dengan demikian, keragaman jenis virus dapat menyebabkan gejala yang berbeda atau meningkatkan kesulitan pengobatan yang belum dikonfirmasi. Namun begitu, Yang cukup yakin bahwa genotipe Eropa tidak akan mempengaruhi pengembangan obat yang efektif untuk Covid-19.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Global Times

Tags

Terkini

Terpopuler