Korea Utara Berlakukan Lockdown Seluruh Negeri karena Covid 19

12 Mei 2022, 16:26 WIB
Kim Jong Un pimpin rapat, setelah dua tahun terutup soal Covid 19 di negerinya. /Metro.or.uk/AFP/

SABACIREBON - Sungguh mengejutkan, Korea Utara sebagai negara yang selama ini terututup tentang serangan Covid 19, tiba-tiba melakukan lockdown.

Negara komunis itu telah memberlakukan penguncian nasional untuk mengendalikan wabah pandemi Covid 19 yang pertama kali diakui.

Selama lebih dari dua tahun Ini Korea Utara telah mengklaim secara luas tentang rekor sempurna dalam mencegah virus yang telah menyebar ke hampir setiap tempat di dunia.

Namun seberapa besar wabah di negara itu tidak segera diketahui.

Bisa diduga konsekuensi serius hatus ditanggung  negara itu, karena memiliki sistem perawatan kesehatan yang buruk.

Baca Juga: Jangan Ucapkan Peda di Desa Citengah dan Ucing di Desa Cipancar. Mengapa?

Karenanya diyakini sebagian besar dari 26 juta penduduknya tidak divaksinasi.

Beberapa ahli mengatakan, Korea Utara, dengan mengakui terpapar wabah virus Covid 19 atau turunannya sekarang mungkin sedang mencari bantuan dari luar.

Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi mengatakan, tes sampel yang dikumpulkan pada hari Minggu dari sejumlah orang yang tidak ditentukan di Ibu Kota Pyongyang, mengkonfirmasi bahwa mereka terinfeksi dengan varian Omicron.

Sebagai tanggapan, pemimpin Kim Jong Un pada hari Kamis menyerukan penguncian (lockdown) seluruh kota dan kabupaten.

Penguasa itu juga mengatakan, tempat kerja harus diisolasi untuk memblokir penyebaran virus.

Baca Juga: Pelatih Asal Belanda Berharap, Pemain Rekrutan Anyar Bisa Berkontribusi

Pemerintah Korea Utara telah menghindari vaksin yang ditawarkan oleh program distribusi Covax yang didukung PBB.

Mereka menolak karena mungkin bantuan vaksin tersebut memiliki persyaratan pemantauan internasional.

Kim Jong Un dalam pertemuan partai meminta para pejabat untuk menstabilkan transmisi dan menghilangkan sumber infeksi secepat mungkin.

Ia juga meminta para pejabat mengurangi ketidaknyamanan publik yang disebabkan oleh pengendalian virus.

Dia mengatakan: "Persatuan rakyat yang berpikiran tunggal adalah jaminan paling kuat yang bisa menang dalam perjuangan anti-pandemi ini," demikian laporan KCNA.

Baca Juga: SEA Games 2021 Dibuka Nanti Malam, Kontingen Indonesia Defile Kenakan Penutup Kepala Tradisional

Terlepas dari keputusan untuk meningkatkan langkah-langkah anti-virus, Kim memerintahkan para pejabat untuk melanjutkan konstruksi terjadwal.

Misalnya pengembangan pertanian, dan proyek-proyek negara lainnya sambil memperkuat postur pertahanan negara untuk menghindari kekosongan keamanan.

Pengumuman infeksi Korea Utara datang setelah NK News, situs berita yang berfokus pada Korea Utara, mengutip sumber tak dikenal yang mengatakan pihak berwenang telah memberlakukan penguncian pada penduduk Pyongyang.

Pemerintah Korea Selatan mengatakan tidak dapat mengkonfirmasi laporan tersebut.

Leif-Eric Easley, seorang profesor studi internasional di Universitas Ewha Womans Seoul, mengatakan, negara yang terisolasi kemungkinan akan menggandakan penguncian.

Meskipun, kata Easley, kegagalan akan terjadi sebagaimana pendekatan nol-Covid China yang melawan Omicron yang justru bergerak lebih cepat.

Baca Juga: Hujan akan Melanda Beberapa Daerah di Indonesia, Perairan Harus Mewasdai Gelombang Tinggi

"Agar Pyongyang secara terbuka mengakui kasus Omicron, situasi kesehatan masyarakat harus serius," kata Easley.

“Ini tidak berarti Korea Utara tiba-tiba akan terbuka untuk minta bantuan kemanusiaan dan mengambil kebijakan berdamai dengan Washington dan Seol," kata Easley.

Klaim bebas virus corona Korea Utara sebelumnya telah dibantah oleh banyak pakar asing.

Tetapi pejabat Korea Selatan mengatakan, Korea Utara kemungkinan telah menghindari wabah besar, sebagian karena melembagakan kontrol virus yang ketat hampir sejak awal pandemi.

Awal tahun 2020 – sebelum virus corona menyebar ke seluruh dunia – Korea Utara mengambil langkah tegas untuk mencegah virus tersebut dan menggambarkannya sebagai masalah nasional.

Mereka mengkarantina orang-orang dengan gejala yang menyerupai Covid 19.

Baca Juga: Dia Sosok Penting, Pria Sepuh di Video Shalat Jenzah Pakai Ruku dan Sujud

Negara itu juga menghentikan lalu lintas dan perdagangan lintas batas selama dua tahun, dan bahkan diyakini telah memerintahkan pasukan untuk menembak di tempat setiap pelanggar yang melintasi perbatasannya.

Penutupan perbatasan yang ekstrem lebih lanjut melumpuhkan ekonomi yang telah dirusak oleh salah urus selama beberapa dekade.

Sanksi yang dipimpin AS atas program senjata nuklir dan misilnya, mendorong Kim ke situasi terberat pemerintahannya sejak ia mengambil alih kekuasaan pada 2011.

Korea Utara telah menjadi salah satu tempat terakhir di dunia tanpa kasus Covid 19 yang diakui setelah virus pertama kali terdeteksi di kota Wuhan di Cina tengah, pada akhir 2019 menyebar ke setiap benua termasuk Antartika.

Para ahli mengatakan Kim masih belum secara terbuka meminta bantuan apa pun termasuk vaksin Covid 19 dari Amerika Serikat dan Korea Selatan di tengah kebuntuan yang berkepanjangan dalam diplomasi nuklir.***

 

Editor: Asep S. Bakrie

Sumber: Metro.co.uk

Tags

Terkini

Terpopuler