Lawan Tiongkok usai Buat Propaganda'One Sea', Filipina Siap Bangun Pulau Pengawas Laut China Selatan

10 Juni 2020, 18:30 WIB
PETA yag menunjukkan wilayah Laut China Selatan, garis putus-putus merupakan wilayah yang diklaim Tiongkok /CSIS Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI)/

PR CIREBON - Aksi Tiongkok yang ingin memiliki kawasan Laut Cina Selatan sepenuhnya, jelas memicu konflik dengan berbagai negara terdampak, termasuk Filipina.

Secara singkat, Laut China Selatan menjadi salah satu jalur perdagangan tersibuk di dunia, sekaligus menyimpan kekayaan melimpah terkait energi minyak bumi, sehingga perairan ini seketika menjadi sumber ketegangan regional.

Filipina berencana melawan Tiongkok dengan menggelontorkan dana sebesar 1,3 miliar Peso atau sekira Rp 366 miliar untuk membangun lebih banyak struktur pulau di Laut China Selatan.

Baca Juga: Di Tengah Kisruh Rasisme Kulit Hitam, Angkatan Udara AS Tunjuk Perwira Kulit Hitam Jadi Kepala Staf

"Kami sekarang dapat melanjutkan dengan proyek-proyek lain yang direncanakan. Landasan pacu di pulau itu akan diperbaiki," kata Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana yang dikutip dari Bloomberg pada Selasa, 9 Juni 2020.

Secara lengkap, ide itu muncul usai Filipina memprotes langkah Tiongkok yang membentuk dua kabupaten baru untuk mengelola pulau-pulau di perairan yang mengalami sengketa.

Bahkan, Filipina juga memilih mempertahankan perjanjian militer dengan AS dalam jangka waktu terbatas. Pasalnya, AS dan Tiongkok pun tengah terlibat ketegangan baru di Laut China Selatan.

Baca Juga: Kubu Oposisi Jokowi Dikabarkan akan Buat Kudeta, Bin Firman: Tak Ada Faksionalisasi Kalangan Militer

"Presiden Rodrigo Duterte memutuskan untuk mempertahankan Perjanjian Pasukan Kunjungan (VFA) sehubungan dengan perkembangan politik dan yang lainnya di kawasan ini (Laut China Selatan)," tulis Teodoro Locsin Jr yang menjabat sebagai Sekretaris Urusan Luar Negeri Filipina dalam media sosialnya pada Selasa 2 Juni 2020.

Sementara itu, sejak April lalu sudah terlihat aksi protes warga Filipina terhadap Tiongkok yang membuat lagu propaganda yang berjudul 'One Sea'.

Adapun lagu itu diketahui ditulis oleh Kedutaan Besar Tiongkok di Manila, sehingga jelas mendapat reaksi keras orang Filipina di media sosial.

Baca Juga: Dihirup dan Dikumur, Survei CDC Sebut Orang Amerika Gunakan Pemutih Untuk Cegah Virus Corona

Saat itu, mayoritas warga Filipina menganggap lirik lagu itu sebagai aksi terselubung pihak Beijing untuk menegaskan kembali klaimnya atas Laut Cina Selatan yang disengketakan.

Terlebih, lagu itu muncul sesaaat setelah pemerintah Filipina menuduh militer Tiongkok mengarahkan senjata ke kapal-kapal Filipina.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Bloomberg

Tags

Terkini

Terpopuler