Mark Setujui Unggahan Trump terkait Demo AS, Karyawan Facebook Akui Malu hingga Pilih Mundur

6 Juni 2020, 14:59 WIB
Mark Zuckerberg diprotes keras karyawan-karyawannya lantaran tak mau ambil sikap soal postingan Presiden AS, Donald Trump. /AFP /Andrew Caballero-Reynolds

PR CIREBON - Mark Zuckerberg yang telah diketahui luas sebagai pendiri Facebook belum lama ini membuat keputusan yang memancing kemarahan ratusan karyawannya. Bahkan, aksi protes para karyawan makin terlihat dengan mengajukan pengunduran diri terhadap perusahaan raksasa media sosial tersebut.

Keputusan kontroversi yang dibuat Mark adalah berkaitan dengan unggahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memicu amarah nasional.

Lebih detail, unggahan Trump yang juga muncul di Twitter merujuk pada protes AS yang sedang berlangsung terhadap rasisme dan kebrutalan polisi.

Baca Juga: 21 Ribu Ton Minyak Tumpah dalam Sungai Ambarnaya di Siberia, Rusia Tetapkan Status Darurat Arktik

Cuitan Trump dapat terlihat sebagai berikut:

"ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai." demikian bunyi cuitan yang diunggah pada

Menanggapi cuitan itu, pihak Twitter menandai cuitan Trump sebagai unggahan yang "mengarah pada kekerasan".

Baca Juga: Dian Sastro Semangati Lulusan Wisuda LDR 2020, Mahasiswa Akhir Dibikin Nangis Baca Unggahannya

Tak senada dengan Twitter, Facebook justru memutuskan untuk tidak melakukan apa pun. Bahkan, Facebook menilai jabatan Trump sedang membahas penggunaan kekuatan negara dan karena itu tidak melanggar kebijakannya.

Seperti yang diberitakan PR Depok dari Vox, keputusan yang diambil Mark ini sudah memunculkan kemarahan para karyawan Facebok. Tepatnya pada Sabtu, 6 Juni 2020 terlihat ratusan karyawan memprotes dengan beberapa karyawan awal menulis surat terbuka memohon perusahaan untuk membalikkan keputusan.

Lebih tegas atas protesnya, diketahui dua karyawan Facebook resmi mengundurkan diri sebagai bentuk nyata dari protes atas masalah tersebut.

Baca Juga: Beredar Foto Kemunculan Sepatu Berlogo Palu Arit Lambang PKI, Simak Faktanya

Kemudian, dua karyawan itu mengunggahh surat pengunduran diri itu dalam sebuah grup di aplikasi "Tempat Kerja" internal Facebook pada Kamis, 4 Juni 2020.

Dalam surat yang ditujukan pada Mark itu, dua karyawan Facebook ini membuat argumen bahwa Facebook menyakiti orang-orang kulit hitam di dalam dan di luar perusahaan dengan 'lepas tangan' terhadap unggahan Trump.

"Saya sangat malu bekerja di sebuah perusahaan yang memberikan kebebasan untuk orang rasis hanya karena dia seorang politisi," kata karyawan itu, yang tidak berkulit hitam tetapi diidentifikasi sebagai orang kulit berwarna.

Baca Juga: Situasi Memanas, NU Sebut Demokrasi di AS Sedang Sekarat dan Tak Sekokoh yang Didengungkan

Lebih lanjut, karyawan itu mengunggah keputusan Mark menunjukkan ketidakpedulian Mark akan karyawan kulit hitam yang merasa terluka atas unggahan Trump tersebut.
“Karyawan berkulit hitam dari perusahaan Anda sendiri telah meminta Anda untuk merespons secara berarti, tetapi Anda tetap secara defensif dan mengelak," ungkapnya.

Bahkan, karyawan itu menilai Mark telah amat mengecewakan karena keputusan itu menyatakan Mark tegas menolak berbicara yang menentang unggahan Trump.

"Anda telah mengecewakan kami semua-beberapa orang kulit berwarna di perusahaan Anda-dan penolakan Anda untuk berbicara menentang kekerasan terhadap orang kulit hitam. orang-orang kedinginan," bunyi pernyataan tersebut.

Baca Juga: Ditawar hingga Belasan Juta Rupiah, Domba Langka di Bandung Miliki Keunikan Empat Tanduk

Sementara itu, karyawan itu mengonfirmasi bahwa sejak mengunggah surat itu pada hari Kamis menghasilkan dorongan dari beberapa rekan kerjanya untuk meminta kembali ia mempertimbangkan kembali aksi pengunduran diri tersebut.*** (Ikbal Tawakal)

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Pikiran Rakyat Depok

Tags

Terkini

Terpopuler