Sebut Virus Corona sebagai Lencana Kehormatan, Donald Trump: Itu Adalah Sebuah Penghargaan

22 Mei 2020, 03:25 WIB
Donald Trump. //New York Post

PIKIRAN RAKYAT - Negara Amerika Serikat memiliki kasus Covid-19 tertinggi di dunia.

Dengan angka yang kini telah mencapai lebih dari 1,5 juta kasus, dan angka kematian mencapai sertidaknya 91.000 orang.

Namun adanya hal ini tak lantas membuat Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjadi terpuruk, dan justru ia menyebut bahwa penyakit itu adalah sebuah kehormatan bagi negaranya.

Baca Juga: Bantu Perkuat Sistem Imunitas Tubuh, LIPI Ciptakan Kandidiat Obat Herbal untuk Lawan Covid-19

"Saya melihatnya sebagai lencana kehormatan, sungguh, itu lencana kehormatan," kata Trump kepada wartawan dalam rapat kabinet di Gedung Putih, Selasa 19 Mei 2020.

Ia menyebut bahwa virus corona adalah sebuah penghargaan yang luar biasa untuk pengujian dan semua tindakan yang telah dilakukan oleh para tenaga medis profesional di negaranya.

Namun bertentangan dengan klaim Donal Trump yang mengatakan AS melakukan pengujian virus corona secara luar biasa, justru AS dikatakan mengalami keterlambatan dalam mendapatkan tes virus corona.

AS justru berada di belakang negara lain seperti Selandia Baru, Australia, dan Korea Selatan yang harus menguji lebih banyak orang dan jauh lebih tinggi bisa menemukan kasus Covid-19.

Baca Juga: Belum Ada Kepastian Masuk Sekolah, Nadiem Makarim: Tunggu Keputusan Gugus Tugas Penanganan Covid-19

Dikutip oleh PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Time, hal ini ditemukan oleh Our World in Data.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan AS telah melakukan 11,3 juta tes yang dilaporkan, meskipun Trump mengatakan ia yakin angka itu mendekati 14 juta.

"Jika Anda menguji 14 juta orang, Anda akan menemukan lebih banyak kasus," kata Trump.

Trump mengatakan bahwa banyak orang yang tidak terlalu parah sakitnya dimasukkan ke dalam list kasus Covid-19.

Baca Juga: Cek Fakta: Tersiar Kabar Keluarga di Kuningan Dikabarkan Tertular Corona usai Hadiri Acara Ultah

"Jadi, ketika kami memiliki banyak kasus, saya tidak melihat itu sebagai hal yang buruk, saya melihat itu dalam hal tertentu, sebagai hal yang baik karena itu berarti pengujian kami jauh lebih baik," tambahnya.

Seorang pejabat administrasi, yang memberi pengarahan kepada wartawan pada hari Selasa dengan syarat anonim, mengatakan AS mulai melihat penurunan dalam kasus dan kematian, bahkan ketika pengujian meningkat.

Persentase tes positif juga menurun. Dia mengklaim bahwa AS menemukan kasus lebih jarang dalam pengujian, kata pejabat itu.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: TIME

Tags

Terkini

Terpopuler