Diduga Sembunyikan Data Virus Corona, Dubes AS: Tiongkok Bahayakan Dunia

27 Maret 2020, 06:25 WIB
BENDERA Tiongkok dan Amerika Serikat.* //Sipaphoto

PIKIRAN RAKYAT - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk London melayangkan kritikan terbaru untuk Tiongkok karena diduga telah menekan data tentang penyebaran pandemi.

Woody Johnson menyebut Tiongkok telah membahayakan dunia dengan menyembunyikan informasi soal wabah virus corona dan membiarkan virus menyebar jauh keluar perbatasan negara komunis tersebut.

"Mulanya mereka berusaha membungkam kabar tersebut," tulis Duta Besar Woody Johnson di artikel surat kabar The Times, yang diterbikan pada Kamis 26 Maret 2020.

Baca Juga: Lewat Carikan Surat, PM dan Presiden Singapura Sampaikan Duka Cita untuk Presiden Jokowi

Ditambahkan Johnson, Tiongkok sekarang tampaknya telah menghentikan penyebaran virus corona berkat pembatasan keras pada daerah yang terkena dampak.

"Seandainya saja negara itu (Tiongkok, red) melakukan hal yang benar pada waktu yang tepat, lebih banyak penduduknya, dan seluruh dunia, mungkin terhindar dari dampak paling serius penyakit ini," tulisnya diberitakan News Week.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump telah berada di garis depan dari mereka yang mengkritik Tiongkok.

Baca Juga: Antisipasi Membeludaknya Kasus Virus Corona, Pemkab Cirebon Siagakan Stadion

Senada dengan Johnson, Trump mengatakan Tiongkok seharusnya bertindak lebih cepat untuk memperingatkan dunia setelah wabah penyakit muncul di negara tersebut.

Mendengar pernyataan dan beberapa kecaman bertubi-tubi dari Trump, Presiden Xi Jinping dengan seorang juru bicara kementerian luar negeri mengambil sikap perang. Mereka pun menyebut bahwa Angkatan Darat AS-lah penyebab dan dalang terjadinya wabah tersebut.

Trump pun kemudian beralih kepada permainan saling menyalahkan. Ia menggambarkan pandemi tersebut sebagai "Virus Cina" meskipun ada kekhawatiran dapat memunculkan sentimen rasis.

Baca Juga: Cegah Virus Corona di Tempat Ibadah, Banser Cirebon Semprot Disinfektan di Masjid-masjid

Sementara itu, media pemerintah Tiongkok menuduh Trump dan pejabat senior terus berusaha menyalahkan Tiongkok untuk mengalihkan perhatian dari penanganan buruk pemerintah AS terhadap wabah tersebut.

Terdapat hampir 69.000 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di AS, menurut laman statistik independen Worldometers, dengan lebih dari 1.000 kematian dan 428 pemulihan.

Tak dapat disangkal, bagi beberapa negara, pandemi ini memperkuat kerja sama internasional dan saling berbagi intelijen, tetapi ketika krisis berlarut-larut tampaknya memunculkan permusuhan lebih lanjut antara AS dan para pesaingnya, dan kemungkinan adanya tambahan sekutu lamanya di Eropa.

Baca Juga: Tak Hanya Remehkan Virus Corona, Presiden Brasil Sebut yang Berlakukan Lockdown Penjahat

Lebih lanjut terkait apa yang dikatakan Johnson, Dalam operasinya, Duber AS tersebut menyesalkan kurangnya kerja sama dalam beberapa bulan terakhir.

"Ketika krisis akhirnya mereda, kita harus memperhitungkan akibatnya dan mengevaluasi kerugian dari wabah ini secara global," katanya.***

 
Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: worldometers News Week

Tags

Terkini

Terpopuler