PIKIRAN RAKYAT - Pada Senin 23 Maret 2020 pukul 13.30 WIB, virus corona yang telah mewabah di 192 negara di seluruh dunia, sudah menginfeksi 339.181 orang. Virus ini pun telah memakan 14.703 korban jiwa.
Menurut data yang dirangkum PikiranRakyat-Cirebon.com dari Worldometers, negara dengan virus corona terbanyak masih diduduki Tiongkok, negara yang disebut sebagai tempat virus ini berasal, dengan total kasus sebanyak 81.093.
Setelah Tiongkok, urutan kedua dengan jumlah terinfeksi terbanyak yaitu Italia dengan total 59.138 kasus terinfeksi. Lalu disusul Amerika Serikat sebanyak 34.900 kasus dan Spanyol 28.768 kasus.
Jerman berada diurutan kelima yang melaporkan 24.873 kasus, Iran 21.638 kasus dan Prancis dengan total 16.018 kasus.
Menanggapi kasus yang semakin meningkat, beberapa negara terinfeksi pun mulai memberlakukan aturan lockdown (karantina wilayah).
Dilansir oleh Reuters, ahli kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut karantina wilayah tak cukup untuk mengalahkan virus corona.
Baca Juga: Ruang Isolasi Virus Corona Penuh, RSUD Waled Cirebon Bakal Pertimbangkan jika Datang Pasien Baru
Langkah-langkah kesehatan masyarakat juga sangat diperlukan guna menghindari perkembangan virus yang semakin menjadi di kemudian hari.
"Bahaya saat ini dengan karantina wilayah, jika kita tidak menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang kuat sekarang, ketika batasan pergerakan dan karantina itu dicabut, bahayanya penyakit ini akan muncul kembali," kata Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Mike Ryan.
Ryan menambahkan, pihaknya juga kini mulai memfokuskan dalam menemukan mereka yang sakit, mereka yang terinfeksi virus, dan mengisolasi mereka, serta menemukan kontak dan mengisolasinya.
Baca Juga: Punya Dua Misi, Rohman Seriuskan Latihan Mandiri di Tengah Wabah Virus Corona
Tiongkok berhasil menekan angka penyebaran dengan cara-cara ini, sehingga jumlah pasien terinfeksi pun kini mengalami penurunan, rata-rata tidak lebih dari 100 orang kasus baru setiap harinya.
Sebagian besar negera di Eropa dan Amerika Serikat menyusul langkah yang diambil Tiongkok dan negara-negara Asia lainnya, serta memberlakukan pembatasan drastis untuk memerangi virus corona baru, dengan sebagian besar pekerja diperintahkan bekerja dari rumah dan sekolah, bar, pub, dan restoran ditutup.
Ryan mengatakan bahwa contoh-contoh dari Tiongkok, Singapura, dan Korea Selatan, yang ditambah pembatasan dengan langkah-langkah keras untuk menguji setiap orang yang mungkin terinfeksi, memberikan model untuk Eropa, yang WHO katakan telah menggantikan Asia sebagai pusat pandemi.
"Setelah kita menekan penularan, kita harus mengejar virus. Kita harus berjuang melawan virus," kata Ryan.***