Mantan Presiden Myanmar yang Digulingkan Ceritakan Saat-saat Militer Melakukan Kudeta

13 Oktober 2021, 17:53 WIB
Ilustrasi. Bersaksi di pengadilan, Presiden Myanmar Win Myint ceritakan bagaimana militer melakukan kudeta terhadap kekuasaannya. /Reuteurs/Stringers

PR CIREBON- Pada Selasa, 12 Oktober 2021, Win Myint, selaku Presiden Myanmar yang digulingkan menggambarkan bagaimana detik-detik para militer melakukan kudeta terhadap negaranya.

Dituturkan pengacaranya, Win Myint bersaksi bahwa militer mencoba untuk memaksanya melepaskan kekuasaannya sebagai Presiden Myanmar beberapa jam sebelum kudeta terjadi pada 1 Februari 2021.

Lebih lanjut, Win Myint menuturkan bahwa dirinya mendapat peringatan dari militer Myanmar bahwa dia dapat dirugikan secara serius jika menolak melepaskan kekuasannya tersebut.

Baca Juga: Bersaksi di Pengadilan Junta, Mantan Presiden Myanmar Ungkap Militer Datangi Kamarnya pada Pagi Hari

Kesaksian Win Myint, yang memberikan pernyataan publik pertamanya sejak ia digulingkan, menentang desakan militer bahwa tidak ada kudeta yang terjadi, dan bahwa kekuasaan telah secara sah dialihkan kepada para jenderal oleh seorang penjabat presiden.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Reuters, Win Myint bersaksi bersama penasihat negaranya, Aung San Suu Kyi, peraih Nobel perdamaian dan pemimpin pemerintah de facto sebelum kudeta, dalam persidangan mereka pada hari Selasa.

Keduanya ditahan atas tuduhan termasuk penghasutan, yang berasal dari surat yang memuat nama mereka yang dikirim ke kedutaan yang mendesak mereka untuk tidak mengakui junta.

Baca Juga: Atalia Kamil Luncurkan Aplikasi Sekoper Cinta untuk Perempuan Indonesia: Dapat Meningkatkan Kehidupan

Win Myint, yang merupakan kepala negara Myanmar, mengatakan kepada pengadilan bahwa pada 1 Februari, pejabat senior militer mendekatinya dan menyuruhnya mengundurkan diri karena sakit.

"Presiden menolak proposal mereka, dengan mengatakan dia dalam keadaan sehat," kata pengacara pembela Khin Maung Zaw dalam pesan teks berbahasa Inggris yang dikirim kepada wartawan, mengutip kesaksiannya.

“Para petugas memperingatkannya bahwa penolakan itu akan menyebabkan banyak kerugian, tetapi presiden mengatakan kepada mereka bahwa dia lebih baik mati daripada menyetujuinya," sambungnya.

Baca Juga: Ramai Dihujat, Baim Wong Akhirnya Sampaikan Maaf untuk Kakek Suhud: Saya Banyak Belajar

Khin Maung Zaw menambahkan, bahwa pembela menolak tuduhan terhadap Win Myint dan Aung San Suu Kyi karena mereka ditahan tanpa komunikasi.

Lebih lanjut, Win Myint dan Aung San Suu Kyi pun telah menolak beberapa tuduhan terhadap mereka sebagai salah.

Pengacara pembela, yang mewakili mereka berdua, mengatakan bahwa Aung San Suu Kyi telah menyarankan agar kesaksian pada hari Selasa itu untuk dipublikasikan.

Baca Juga: Simak 9 Gejala Iritasi Usus Besar, dari Stes hingga Kelelahan!

Seperti diketahui, Myanmar telah dicabik-cabik oleh kekerasan dan kelumpuhan ekonomi sejak militer turun tangan untuk mencegah Aung San Suu Kyi membentuk pemerintahan barunya pasca memenangkan pemilihan.

Para jenderal mengatakan bahwa pemilihan umum tersebut telah dinodai oleh kecurangan, mengancam kedaulatan negara.

Sementara itu, Wakil presiden, Myint Swe, mantan perwira militer, dilantik sebagai presiden pada 1 Februari dan segera menyerahkan kekuasaan kepada militer untuk mengawasi keadaan darurat.

Baca Juga: Jadwal Bioskop Trans TV Hari Ini, 13 Oktober 2021: Ada Film Jhon Wick dan True Grit

Junta belum secara terbuka mengungkapkan bagaimana Myint Swe mengambil alih kursi kepresidenan dari Win Myint.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler