Menangkan Kepemimpinan Partai yang Berkuasa, Fumio Kishida akan Jadi Perdana Menteri Jepang Berikutnya

29 September 2021, 16:15 WIB
Mantan diplomat Jepang Fumio Kishida berhasil kalahkan kepala vaksin Taro Kono dalam perlombaan untuk mengganti PM Yoshihide Suga. /Instagram.com/@fumio_kishida

PR CIREBON- Fumio Kishida, yang merupakan mantan Menteri Luar Negeri Jepang telah memenangkan pemilihan kepemimpinan partai yang berkuasa dan akan menjadi Perdana Menteri (PM) negara itu berikutnya.

Pasca kemenangan itu, Fumio Kishida akan menggantikan pemimpin partai yakni PM Jepang Yoshihide Suga yang mengundurkan diri setelah menjabat hanya satu tahun sejak menjabat September lalu.

Sebagai pemimpin baru Partai Demokrat Liberal, Fumio Kishida dipastikan akan terpilih sebagai PM Jepang berikutnya pada Senin di parlemen, di mana partainya dan mitra koalisinya mengendalikan dewan.

Baca Juga: Dibintangi Park Bo Gum dan Hyeri, Drakor Reply 1988 Tayang Hari Ini di NET TV

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman TRT World, dalam putaran kedua setelah mengungguli dua kandidat perempuan Sanae Takaichi dan Seiko Noda di babak pertama, Fumio Kishida berhasil mengalahkan menteri vaksinasi, Taro Kono.

Pemimpin baru itu perlu mengubah reputasi partai yang angkuh, yang diperparah oleh PM Yoshihide Suga yang membuat marah publik atas penanganannya terhadap pandemi Covid-19 serta desakan untuk mengadakan Olimpiade di Tokyo musim panas Agustus lalu.

Sementara itu, para pengamat mengatakan Partai Demokrat Liberal konservatif yang berkuasa lama sangat perlu segera membalikkan dukungan publik menjelang pemilihan majelis rendah yang akan datang dalam waktu dua bulan.

Baca Juga: Arya Saloka Raih Piala Aktor Favorit, Putri Anne Minta Maaf: Baba Bye-bye

Analis berpikir Yoshihide Suga telah kehilangan dukungan karena kepuasan partai dan pendekatan yang semakin tinggi yang ditempa selama kepemimpinan panjang Abe.

Pemungutan suara hari Rabu dilihat sebagai ujian apakah partai tersebut dapat keluar dari bayang-bayang Abe.

Menurut para ahli, pengaruhnya dalam urusan pemerintahan dan partai sebagian besar telah membungkam pandangan yang beragam dan menggeser partai ke kanan.

Baca Juga: Giring Sebut Anies Baswedan Berpura-pura, Deddy Corbuzier: Beliau Akting, Gitu Maksud Lu?

Pemungutan suara partai juga dapat mengakhiri era stabilitas politik yang tidak biasa dan mengembalikan Jepang ke kepemimpinan “pintu putar”.

“Kekhawatiran bukan tentang individu tetapi stabilitas politik Jepang,” tutur wakil presiden senior untuk Asia di Pusat Studi Strategis dan Internasional, Michael Green, Selasa.

"Ini tentang apakah kita memasuki periode ketidakstabilan politik Jepang dan jabatan perdana menteri jangka pendek. Itu membuat sangat sulit untuk bergerak maju dalam agenda," sambungnya.

Baca Juga: Pria Lansia di Bangladesh Ini Kembali Bertemu sang Ibu Setelah 70 Tahun Berpisah

Seperti diketahui, Suga mengumumkan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri setahun setelah menjabat karena masalah kesehatan.

Pengunduran diri itu pun mengakhiri kepemimpinannya yang hampir delapan tahun, terpanjang dalam sejarah konstitusional Jepang.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: TRT World

Tags

Terkini

Terpopuler