Xi Jinping Peringatkan Hubungan Tiongkok dengan Taiwan Sebagai Sesuatu yang 'Suram'

27 September 2021, 13:45 WIB
Presiden Tiongkok Xi Jinping menggambarkan bahwa perebutan Taiwan sebagai hal yang /REUTERS/Carlos Garcia Rawlins/REUTERS

PR CIREBON- Pada Minggu, 27 September 2021, Presiden Tiongkok Xi Jinping memberikan peringatan bahwa hubungan antara Beijing dan Taipei "suram", dan mendesak partai oposisi utama Taiwan untuk membantu mencari "penyatuan negara".

Tiongkok memandang Taiwan, pulau yang demokratis dengan pemerintahan sendiri itu sebagai bagian dari wilayahnya dan bersumpah untuk merebutnya kembali suatu hari nanti, dengan paksa jika perlu.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Malay Mail, Xi Jinping telah menjadi pemimpin yang paling suka berperang sejak Mao Zedong, menggambarkan perebutan Taiwan sebagai hal yang "tak terelakkan".

Baca Juga: Temui Titik Cerah, Palestina akan Rekonstruksi Gaza, Dimulai Oktober Setelah Dijanjikan 1 Miliar Dolar

Dalam surat ucapan selamat kepada Eric Chu, pemimpin baru terpilih dari partai Kuomintang (KMT) yang bersahabat dengan Beijing, Xi Jinping mengatakan Partai Komunis Tiongkok dan KMT harus berkolaborasi di bawah "dasar politik bersama".

"Di masa lalu, kedua pihak kami bersikeras pada ‘konsensus 1992’ dan menentang ‘kemerdekaan Taiwan’ …untuk mempromosikan perkembangan damai dalam hubungan lintas selat," kata Xi Jinping dalam surat yang dirilis oleh KMT.

"Saat ini situasi di Selat Taiwan rumit dan suram," sambungnya.

Baca Juga: Strategi Pemerintah Pulihkan Parekraf di Tengah Pandemi Covid-19

Ia pun mendesak para pihak untuk bersama-sama mencari perdamaian dan "penyatuan negara".

Seperti diketahui, hubungan antara Taiwan dan Tiongkok meningkat tajam di bawah mantan presiden KMT Ma Ying-jeou antara 2008 dan 2016, yang berpuncak pada pertemuan penting antara Xi Jinping dan dia di Singapura pada 2015.

KMT telah menghindari friksi dengan Tiongkok dengan menerima apa yang disebut 'konsensus 1992', sebuah perjanjian diam-diam bahwa hanya ada "satu Tiongkok" tanpa menentukan apakah Beijing atau Taipei adalah perwakilan yang sah.

Baca Juga: Dapat Penglihatan Terkait Ayu Ting Ting, Jeng Nimas: Pakaiannya Serba Putih Kaya Mukena

Sebagai tanggapan, Chu mengatakan dalam sebuah surat kepada Xi bahwa kedua belah pihak harus mencari kesamaan dan menghormati perbedaan mereka untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Beijing telah meningkatkan tekanan militer, diplomatik, dan ekonomi terhadap Taiwan sejak pemilihan Presiden Tsai Ing-wen 2016, yang memandang pulau itu sebagai negara berdaulat dan bukan bagian dari "satu Tiongkok".

Tahun lalu, jet militer Tiongkok membuat rekor dengan 380 serangan ke zona pertahanan Taiwan.

Baca Juga: Sadis, Taliban Gantung Mayat Penculik di Herat sebagai Peringatan kepada Warga Afghanistan Lain

Atas serangan itu, beberapa analis memperingatkan bahwa ketegangan antara kedua belah pihak berada pada level tertinggi sejak pertengahan 1990-an.

Pada hari Kamis, Tiongkok menerbangkan 24 pesawat tempur termasuk dua pembom berkemampuan nuklir ke zona pertahanan udara Taiwan.

Hal itu menjadi serangan terbesar dalam beberapa minggu, setelah menyuarakan penentangannya terhadap Taipei yang bergabung dengan kesepakatan perdagangan trans-Pasifik utama.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: Malay Mail

Tags

Terkini

Terpopuler