Tanggapi Berakhirnya Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan, Tiongkok: Awal Baru bagi Perdamaian

1 September 2021, 09:30 WIB
Pesawat terakhir militer AS di Afghanistan. Tiongkok ikut menanggapi berakhirnya penarikan pasukan AS dari Afghanistan, menyebut hal itu sebagai awal yang baru. /Senior Airman Taylor Crul/U.S. Air Force/Handout via REUTERS /File Photo/

PR CIREBON – Tiongkok ikut menanggapi evakuasi pasukan Amerika Serikat (AS) dari Afghanistan setelah konflik selama 20 tahun.

Menurut Tiongkok, evakuasi pasukan AS dari Afghanistan itu menandakan bahwa negara Timur Tengah tersebut kini memulai awal yang baru.

Sebelumnya, Tiongkok juga melontarkan kritik pada evakuasi pasukan AS yang negara itu sebut kacau balau.

Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot 1 September 2021: Aries Ada Bencana Besar, Cancer Membangun Mimpinya dengan Kesabaran

Tiongkok telah berulang kali mengecam apa yang dilihatnya sebagai penarikan AS yang tergesa-gesa dan tidak terencana.

Mereka juga mengatakan siap untuk memperdalam hubungan persahabatan dan kooperatif dengan Taliban setelah pengambilalihan Afghanistan oleh kelompok itu.

AS menyelesaikan penarikan militernya dari Afghanistan pada 31 Agustus 2021, mengakhiri perang terpanjangnya.

Baca Juga: Update Kode Redeem FF Terbaru untuk 1 September 2021, Segera Klaim Sebelum Habis Masa Berlakunya!

Penarikan militer itu diiringi dengan teriakan rasa malu di dalam negeri dan tembakan perayaan di Kabul dari Taliban.

"Afghanistan telah mampu membebaskan diri dari pendudukan militer asing," kata juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok, Wang Wenbin.

"Rakyat Afghanistan telah mengantarkan awal baru bagi perdamaian dan rekonstruksi nasional, dan Afghanistan telah membuka halaman baru," tambahnya, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

Baca Juga: Jadwal Acara Indosiar, MNC TV, dan ANTV Hari Rabu, 1 September 2021: Jangan Lewatkan Jodoh Wasiat Bapak 2

Kedutaan Tiongkok di Kabul tetap beroperasi meskipun Beijing mulai mengevakuasi warga Tiongkok dari negara itu beberapa bulan lalu karena keamanan yang memburuk.

Namun Beijing belum mengakui Taliban sebagai pemerintah de facto, dan waspada terhadap kelompok militan yang memberikan dukungan kepada etnis Uyghur.

"Kami berharap Afghanistan akan membentuk pemerintahan yang terbuka, inklusif, dan mewakili secara luas dan dengan tegas menindak semua jenis kekuatan teroris," kata Wang.

Baca Juga: Hewan yang Kamu Lihat Pertama akan Mengungkap Jika Dirimu Seorang Ahli Strategi atau Ahli Taktik!

Delegasi tingkat atas Taliban bertemu dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi di Tianjin bulan lalu, dan berjanji bahwa Afghanistan tidak akan digunakan sebagai basis bagi militan.

Menurut para analis, gagi Beijing, pemerintahan yang stabil dan kooperatif di Kabul akan membuka jalan bagi perluasan upaya infrastruktur luar negerinya.

Taliban, sementara itu, diduga menganggap Tiongkok sebagai sumber investasi dan dukungan ekonomi yang penting.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV, Trans 7, dan NET TV Hari Rabu, 1 September 2021: Saksikan Film Commuter

Perusahaan-perusahaan Tiongkok juga disebut telah mengincar tambang tembaga dan lithium yang luas di Afghanistan.

Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa situasi keamanan yang berbahaya menandakan setiap komoditas langsung yang terburu-buru oleh investor tidak mungkin terjadi.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler