Antisipasi Pandemi Berikutnya, WHO Bentuk Tim Penasihat Ilmiah untuk Selidiki Ancaman Patogen

21 Agustus 2021, 15:30 WIB
Ilustrasi virus - WHO mengatakan mereka membentuk tim penasihat ilmiah untuk menyelidiki ancaman patogen sehingga pandemi berikutnya bisa diantisipasi. /Pixabay/Geralt/

PR CIREBON – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa mereka sedang mencari penasihat ilmiah yang hebat.

Nantinya, penasihat ilmiah itu diharapkan dapat memberi masukan pada WHO tentang penyelidikan patogen ancaman tinggi yang melompat dari hewan ke manusia dan dapat memicu pandemi berikutnya.

Para pemikir yang tergabung dalam Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Asal-usul Patogen juga akan meninjau kemajuan studi selanjutnya tentang asal-usul virus SARS-CoV-2 yang muncul di Tiongkok pada akhir 2019.

Baca Juga: Bersiaplah, 3 Zodiak Ini Akan Menemukan Jodohnya Mulai 21 Agustus 2021, Apakah Anda Salah Satunya?

"Kita perlu membawa orang-orang terbaik di sini. Dan itu perlu multi-disiplin," ujar Maria van Kerkhove, kepala unit penyakit dan zoonosis WHO, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Panel yang diumumkan oleh direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Juli lalu itu akan terdiri dari 25 ahli yang diperkirakan akan bertemu pertama kali secara virtual pada akhir September.

"Dalam 20 tahun terakhir kita memiliki banyak patogen yang muncul atau muncul kembali: SARS, MERS, flu burung yang berbeda, Zika, demam kuning dan tentu saja SARS-CoV-2," kata van Kerkhove.

Baca Juga: Direktur CIA Peringatkan PM Israel tentang Bahaya Investasi Tiongkok

Van Kerkhove mengatakan dibutuhkan lebih dari satu tahun untuk menetapkan bahwa unta dromedaris adalah sumber perantara Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) yang dibawa oleh kelelawar.

Kelompok itu akan menyusun kerangka kerja global untuk studi ke hewan, manusia, makanan, lingkungan, keamanan hayati dan protokol untuk audit laboratorium ketika patogen baru muncul.

"Mengingat geopolitik dari semua ini, kami ingin memastikan bahwa kami memiliki kerangka teknis dan ilmiah yang sangat solid untuk waktu ke depan," katanya.

Baca Juga: 53 Terduga Teroris Ditangkap di 11 Provinsi Berbeda, Polisi Ungkap Hendak Lancarkan Teror pada HUT ke-76 RI

Sebelumnya, sebuah tim ahli yang dipimpin WHO menghabiskan empat minggu di dalam dan sekitar pusat kota Wuhan bersama para ilmuwan Tiongkok.

Mereka mengatakan dalam laporan bersama pada bulan Maret bahwa virus SARS-CoV-2 mungkin telah ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain dan penelitian lebih lanjut diperlukan.

WHO telah mendesak semua negara untuk bekerja sama dalam menyelidiki asal virus, tetapi Tiongkok secara terbuka menolak rencana untuk pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium dan pasar di wilayahnya.

Baca Juga: Presiden Lebanon Serukan Tindakan kepada PBB Setelah Serangan Israel

Tedros menyebut penyelidikan terhambat oleh kurangnya data mentah pada hari-hari pertama penyebaran di sana.

Sedangkan Van Kerkhove mengatakan bahwa pejabat Tiongkok baru-baru ini membuat pernyataan publik tentang melanjutkan studi.

"Saya ingin melihat lebih banyak studi tentang hewan yang dijual di pasar untuk menelusuri kembali penyebaran virus," pungkasnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler