Diterjang Ombak Saat Lintasi Eropa Selama 4 Tahun, Migran Kuwait: Saya Akan Mati Seperti...

5 Agustus 2021, 22:00 WIB
Ilustrasi. Seorang migran Kuwait dihantam hujan deras dan ombak saat lakukan perjalanan lintasi Eropa selama empat tahun karena tak ada kewarganegaraan. //Dok. RRI

 

PR CIREBON - Duduk di perahu kecil bersama 22 migran lainnya, Abdullah al Badri mengira dia akan tenggelam di Selat Inggris, Eropa, terlebih setelah dihantam hujan deras dan ombak.

Abdullah al Badri, migran Badui berusia 27 tahun berasal dari Kuwait, melakukan perjalanan melintasi Eropa selama empat tahun.

Dia merupakan seorang migran tanpa kewarganegaraan yang mencari rumah baru dan mencoba peruntungan dengan pergi ke Eropa.

Baca Juga: Xiumin EXO Terpapar Covid-19, SM Entertainment Sampaikan Hal Ini

"Itu benar-benar mengerikan. Itu adalah cara kematian," katanya, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters pada Kamis, 5 Agustus 2021.

Hal itu dia ucapkan saat mengingat penyeberangannya ke Inggris dari Prancis.

Dia tidak tahu persis titik keberangkatannya, tetapi mengatakan awalnya di dekat hutan.

Baca Juga: Sering Diabaikan, Simak Perawatan Jaga Kesehatan Kuku Agar Tetap Kuat dan Tak Rapuh

"Benar-benar tidak mudah untuk naik perahu dan saya berkata pada diri sendiri, 'apa yang akan terjadi? Saya akan mati seperti anak dari Suriah'," ujarnya.

Dia merujuk pada Alan Kurdi yang berusia tiga tahun, ditemukan tenggelam di pantai Turki pada tahun 2012.

Al Badri mengatakan kapal sepanjang enam meter itu diterpa ombak dan hujan di salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia.

Baca Juga: Beberkan Alasan Menyukai Lesti Kejora, Melly Goeslaw: Liat Dede Sayang dan...

"Kemudian seseorang jatuh dari perahu dan kemudian kami harus mengeluarkannya (dari air) dan semua orang ketakutan," ucapnya.

Perahu mereka pun hilang dan setelah 10 jam, al Badri menelefon layanan darurat Inggris, membawa mereka ke Dover.

Dia mengatakan sulit untuk meninggalkan keluarganya di Kuwait dan bergabung dengan gelombang migran yang keluar dari Timur Tengah dan tempat lain.

Baca Juga: Giro Sumbangan Rp2 Triliun Akidi Tio Masih Kosong, Polisi Belum Mau Menyebutkan Status Hukumnya

Tujuannya melarikan diri dari konflik dan kesulitan selama beberapa tahun terakhir untuk mencari kehidupan baru di Eropa.

"Saya Badui. Alasan saya meninggalkan negara saya adalah karena kami tidak memiliki status," tuturnya.

"Kami tidak memiliki kebebasan dan kami tidak memiliki hak untuk memilih di negara kami," katanya.

Baca Juga: Aksi Dinar Candy Protea PPKM Pakai Bikini di Jalan Dilihat Banyak Anak-anak, Berbuntut Panjang Hukum UU ITE

Al Badri mengatakan dia dilahirkan tanpa kewarganegaraan.

Hal itu membuatnya tak dapat mengakses layanan penting seperti perawatan kesehatan, membuka rekening bank, atau mengklaim hak lainnya.

Pemerintah Kuwait tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Baca Juga: Tren Makanan Usai Covid-19 Akan Berubah, Masyarakat Jauh Lebih Perhatian pada Kesehatan

Pihak berwenang di Kuwait dan negara-negara Teluk lainnya mengatakan banyak orang tanpa kewarganegaraan merupakan penduduk ilegal.

Termasuk uga imigran yang menyembunyikan atau menghancurkan paspor mereka untuk mengklaim kewarganegaraan.

Serta mengambil keuntungan finansial yang diberikan kepada warga negara.

Baca Juga: Jeng Nimas Ramalkan Kondisi Haters Ayu Ting Ting, Sebut Beruntung karena Hal Ini

Banyak orang di antara suku Badui nomaden gagal memperoleh kewarganegaraan ketika Kuwait merdeka pada tahun 1961.***

Editor: Aliyah Bajrie

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler