Jumlah Kematian Covid-19 Peru Meningkat Tajam, Kini 2 Kali Lipat Lampaui Kasus di Brasil

2 Juni 2021, 11:00 WIB
ilustrasi covid-19 meningkat/Angka kematian Covid-19 per kapita Peru sekarang adalah yang tertinggi di dunia dan mencapai lebih dari dua kali lipat dari Brasil.* /pixabay.com/geralt

PR CIREBON - Di antara negara-negara Amerika Latin, hanya Brasil dan Meksiko yang melaporkan angka kematian keseluruhan akibat virus corona atau Covid-19 lebih tinggi dari penyakit ini daripada Peru.

Berdasarkan populasi, bagaimanapun, angka kematian Covid-19 per kapita Peru sekarang adalah yang tertinggi di dunia.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera, jumlah kematian Covid-19 yang terjadi di Peru mencapai lebih dari dua kali lipat dari Brasil.

Baca Juga: 5 Kebiasaan di Pagi Hari Ini Bisa Meningkatkan Kualitas Hari Anda, Salah Satunya Minum Air Putih

Hasil ini disampaikan oleh Universitas Johns Hopkins. Hongaria sebelumnya memiliki tingkat kematian virus corona per kapita tertinggi dimana angkanya mencapai sekitar 300 per 100.000 orang.

Dengan jumlah kematian yang diperbarui, Peru saat ini sudah mencapai lebih dari 500 kematian per 100.000 orang.

Pertanyaan tentang korban tewas Peru muncul segera setelah pandemi Covid-19 dimulai.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Harian, Rabu, 2 Juni 2021, Aries Luangkan Waktumu, Taurus Sedikit Murung

"Kami pikir itu adalah tugas kami untuk mempublikasikan informasi terbaru ini," kata Perdana Menteri Peru, Violeta Bermudez.

Angka terbaru Peru sejalan dengan apa yang disebut angka kematian berlebih, yang telah digunakan para peneliti di Peru dan negara-negara lain untuk mengukur kemungkinan penghitungan yang kurang.

Kelebihan kematian dihitung dengan membandingkan jumlah kematian selama periode waktu dan periode yang sama sebelum pandemi Covid-19.

Baca Juga: Simak Penjelasan Mengenai Dampak Baik dan Buruk Kafein Bagi Kesehatan Tubuh

Dr Julio Ponce, seorang ahli epidemiologi yang berbasis di Brasil, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa jumlah kematian berlebih adalah salah satu cara untuk mengukur jumlah korban Covid-19 ketika pengujian tidak tersedia.

“Ketika Anda tidak memiliki akses ke pengujian, Anda seharusnya tidak hanya menghitung orang yang telah dites positif,” kata Ponce.

“Akhirnya meninggal karena Covid-19, karena tentu saja sejumlah besar orang tidak akan dihitung dalam angka itu,” sambungnya.

Ia menambahkan bahwa jika suatu negara tidak dapat secara akurat menghitung jumlah kasus dan kematian Covid-19, mereka tidak akan dapat melacak ke mana arah pandemi Covid-19 selanjutnya.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler