Serangan Udara Israel di Jalur Gaza Terus Memakan Korban, Warga Palestina Berbagi Kisah Mereka

14 Mei 2021, 11:25 WIB
Seorang warga Palestina berbagi kisahnya saat ia kehilangan keluarga akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza. /REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

PR CIREBON – Konflik antara Israel dan Palestina yang masih belum kunjung usai menyisakan banyak kisah pilu yang dialami warga biasa.

Israel dan organisasi Hamas dari Palestina saling berbalas serangan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa, termasuk di kalangan anak-anak.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 103 orang Palestina, termasuk 27 anak-anak, telah tewas, dan 580 lainnya terluka oleh serangan udara yang dilancarkan Israel.

Baca Juga: Simak Tradisi Ucapan Lebaran Idul Fitri dari Tahun ke Tahun Menurut Kemenkominfo

Keluarga salah satu korban, Mohammad Saad, berbagi ceritanya saat ia mendengar bahwa serangan udara Israel telah menewaskan sepupunya, Reema Saad.

Menurut Saad, dia mengatakan berita itu seperti sambaran petir untuk dirinya dan keluarga.

Reema (31) bersama suaminya Mohammed Telbani (29) dan dua anak mereka berada di apartemen mereka di lingkungan Tel al-Hawa Kota Gaza pada Rabu dini hari.

Baca Juga: Chef Farah Quinn Bagikan Resep Ketupat Oats dan Opor Ayam Spesial untuk Sambut Hari Raya

Saat itu, serangan udara Israel menghantam bangunan tempat tinggal dan menghancurkan apartemen mereka.

Reema, yang sedang hamil empat bulan, dan Zeid yang berusia lima tahun meninggal seketika, dan Mohammed kemudian meninggal di unit perawatan intensif.

Akan tetapi tubuh putri mereka, Maryam yang berusia tiga tahun, belum ditemukan dari lokasi tersebut.

Baca Juga: Konflik Antara Aktor Korea Kim Jung Hyun dan Mantan Agensi Berlanjut, Kedua Pihak akan Tempuh Jalur Hukum

Saad mengatakan keluarganya tidak menerima peringatan apa pun sebelum serangan udara itu.

"Saya sedang berkomunikasi dengan pemadam kebakaran dan kru pertahanan sipil di Gaza untuk membantu kami menemukan Maryam dan mengistirahatkannya serta dimakamkan di dekat ibunya, yang pasti menginginkan itu," kata Saad, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.

Ia mengungkapkan bahwa sehari sebelum serangan udara adalah hari yang menggembirakan, dengan Reem mengunjungi keluarganya untuk memberi selamat kepada kakaknya atas pertunangannya.

Baca Juga: Coba Resep Nastar Mudah Berikut, Cocok untuk Camilan saat Lebaran Idul Fitri

"Keesokan harinya, dia pulang dan menjadi sasaran," kata Saad.

Keluarganya menyembunyikan berita pembunuhan dari ibu Mohammed Telbani, karena takut dia mungkin menderita serangan jantung.

Peningkatan kekerasan terbaru itu menyusul ketegangan berminggu-minggu di Yerusalem Timur yang diduduki atas sidang pengadilan yang sekarang ditunda terkait dengan pengusiran paksa beberapa keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah.

Baca Juga: Usai Diblokir AS yang Berharap Adanya Diplomasi, PBB Gelar Pertemuan Virtual Bahas Konflik Israel-Palestina

Kericuhan di kota itu juga menyebar ke kompleks Masjid Al-Aqsa, yang digerebek pasukan Israel selama tiga hari berturut-turut selama minggu terakhir Ramadhan, menembakkan gas air mata dan granat kejut ke arah jamaah di dalam masjid.

Hamas pada hari Senin mengeluarkan ultimatum yang menuntut Israel menarik pasukannya dari kompleks tersebut, situs tersuci ketiga dalam Islam yang juga dihormati oleh orang Yahudi.

Tak lama setelah tenggat waktu berakhir, Hamas meluncurkan beberapa roket ke arah Yerusalem, dengan Israel melancarkan serangan udara segera setelah itu.

Baca Juga: LEBARAN! Ini Aplikasi Cara Bikin Video Menarik Ucapan Idul Fitri Buat Keluarga, Pacar atau Sahabat Terdekat

Militer Israel mengatakan sekitar 1.600 roket telah ditembakkan dari Gaza ke berbagai lokasi di Israel sejak Senin.

Di Kota Gaza, para pelayat membawa jenazah dari Masjid Al-Omari pada Kamis pagi ke kuburan di ujung timur kota.

Sepanjang prosesi, suara serangan udara yang membombardir dan tembakan roket terdengar hampir terus-menerus.

Baca Juga: 5 Aktivitas Positif untuk Menghabiskan Waktu Saat Libur Idul Fitri di Rumah

Karena serangan udara, belasungkawa bagi mereka yang tewas hanya dibagikan melalui telepon.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler