PR CIREBON - Taliban pada Senin mengumumkan gencatan senjata tiga hari di Afghanistan.
Tindakan Taliban untuk umumkan gencatan senjata pada Afghanistan ini, menandai adanya Idul Fitri pada minggu ini.
Sementara itu, genjatan sencata dari Taliban untuk Afghanistan hanya dua hari setelah pemerintah menyalahkan pemberontak atas bom di luar sekolah yang menewaskan lebih dari 50 orang.
Baca Juga: Akui Pernah Mengompol Saat Tidur, Aurel Hermasnyah: Sekarang Udah Enggak Sih
"Mujahidin Imarah Islam diinstruksikan untuk menghentikan semua operasi ofensif terhadap musuh di seluruh negeri dari hari pertama hingga hari ketiga Idul Fitri," kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pemberontak.
Namun tak hanya itu, ia pun memberikan peringatan untuk tegas melindungi wilayahnya.
Peringatan itu ia buat jika ada musuh yang melakukan serangan.
Baca Juga: 20 Album K-Pop yang Paling Banyak Didengarkan Secara Streaming di Spotify hingga Pertengahan 2021
"Tetapi jika musuh melakukan serangan atau serangan apa pun terhadap Anda selama hari-hari ini, bersiaplah untuk dengan kuat melindungi dan mempertahankan diri Anda dan wilayah Anda," tambahnya.
Idul Fitri menandai berakhirnya bulan puasa umat Islam di bulan Ramadhan, dan hari raya dimulai sesuai dengan penampakan bulan baru.
Peristiwa gencatan senjata terjadi setelah pemerintah menyalahkan Taliban atas serangan di luar sekolah perempuan di Dasht-e-Barchi.
Baca Juga: Resep Basreng Sambal Goang, Manjakan Lidah Penyuka Sajian Pedas
Tepatnya di pinggiran ibu kota yang sebagian besar dihuni oleh komunitas Syiah Hazara.
Di mana wilayah ini seringkali menjadi sasaran militan Islam Sunni ekstremis.
Taliban membantah mereka terlibat dalam serangan yang paling mematikan di negara itu dalam lebih dari setahun.
Baca Juga: 5 Idol K-Pop Ini Berikan Pengakuan Memilukan Ketika Melakukan Siaran Langsung, Salah Satunya V BTS
Peristiwa ledakan hari Sabtu terjadi ketika Amerika Serikat terus menarik 2.500 tentara terakhirnya dari negara yang dilanda kekerasan itu.
Meskipun upaya perdamaian gagal antara Taliban dan pemerintah Afghanistan untuk mengakhiri perang selama beberapa dekade.***