Pengrajin Palestina Harapkan Ramadhan Tahun ini Berbeda dari Tahun Lalu

9 April 2021, 19:47 WIB
Ilustrasi - Seorang pengrajin wanita dari Gaza, Palestina Hanan al-Madhoon sebut bahwa ia menunggu Ramadhan layaknya seperti anak kecil.* /pexels/Ahmed Aqtai

PR CIREBON - Seorang pengrajin wanita dari Gaza, Hanan al-Madhoon mengatakan kalau dia menunggu Ramadhan seperti anak kecil.

Dikelilingi oleh lentera dan patung berwarna-warni buatan tangan yang dia buat dengan bantuan putri-putrinya, dia mengatakan itu dari ruang tamunya.

Ibu tiga anak berusia 36 tahun ini mengatakan dia terinspirasi oleh dekorasi Ramadhan ikonik yang diproduksi secara tradisional di Mesir.

Baca Juga: Arkeolog Mesir Temukan Kota Firaun Kuno, Dikatakan Sudah Dibangun Sejak 3.400 Tahun Lalu

Hingga akhirnya memutuskan untuk memproduksi dan menjualnya secara lokal untuk memberi keluarganya sumber pendapatan.

Madhoon mengatakan suaminya kehilangan pekerjaan di aula pernikahan karena adanya lockdown.

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Al-Arabiya pada Kamis, 8 April 2021, Jalur Gaza diberlakukan penutupan sejak tahun lalu akibat penyebaran Covid-19.

Tahun lalu, Madhoon hanya menjual 20 persen dekorasi yang dia buat.

Baca Juga: Info Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2021 Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Buka Link Dikdin.bkn.go.id!

Penurunan yang dia kaitkan dengan langkah-langkah pembatasan pada 2020, untuk menghentikan penyebaran virus.

Tahun ini, dia berharap dapat meningkatkan penjualannya hingga 70 persen.

Namun, kekhawatiran tindakan pencegahan baru selama bulan Ramadhan dapat diberlakukan jika jumlah infeksi meningkat menjelang bulan puasa.

Lentera, yang dikenal dalam bahasa Arab sebagai "Fawanees," berasal dari Mesir dan biasanya diimpor ke Gaza dari Mesir dan Tiongkok.

Baca Juga: Sebut Billy Syahputra Layaknya Kakak Sendiri, Memes Prameswari Malu: Semua Orang Pasti Suka Sama Dia

Akan tetapi, beberapa warga Gaza seperti Madhoon, mulai membuatnya secara lokal.

Jalur Gaza, seluas 375 km persegi (145 mil persegi), adalah rumah bagi sekitar dua juta orang Palestina.

Sudah bertahun-tahun di bawah blokade Israel, yang menurut warga Gaza tidak hanya melumpuhkan ekonomi mereka, tetapi juga merusak pembangunan fasilitas kesehatan.***

 
Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Al Arabiya

Tags

Terkini

Terpopuler