Semakin Panas! Kepolisian India Ungkap Tiga Polisi Myanmar Minta Perlindungan Akibat Tolak Junta Militer

5 Maret 2021, 12:26 WIB
Polisi Myanmar kabur dan meminta perlindungan pada kepolisian India karena menolak junta militer.* /Reuters/Stringer

PR CIREBON – Kudeta militer di Myanmar terus berlanjut hingga memasuki babak baru.

Unjuk rasa dan protes menentang kudeta militer di Myanmar masih terjadi hingga sekarang, yang menyebabkan ratusan orang ditangkap serta puluhan orang meninggal dunia.

Pihak militer Myanmar mendapat kecaman dunia karena dianggap terlalu keras dalam menindak para pengunjuk rasa.

Baca Juga: Ramalan Tarot Reading Jumat, 5 Maret 2021: Zodiak Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces

Bahkan, tiga anggota polisi Myanmar dikabarkan menyeberang menuju India untuk meminta perlindungan.

Tiga polisi itu disebut menolak perintah junta militer Myanmar, menurut pernyataan dari pihak kepolisian India.

Sebagaimana diberitakan di PR Bekasi dengan judul "Tolak Perintah Junta Militer, 3 Polisi Myanmar Kabur ke India Minta Perlindungan" ketiga polisi Myanmar tersebut diketahui kabur ke India melalui perbatasan di dekat kota Vanlaiphai Utara, negara bagian Mizoram pada Rabu, 3 Maret 2021 sore.

Baca Juga: Ternyata Pijatan-pijatan Sederhana Ini Bisa Buat Wajah Glowing, Mudah untuk Dilakukan Sendiri!

Saat ini, pihak berwenang setempat sedang memeriksa kesehatan mereka dan membuat pengaturan untuk mereka.

Hal tersebut dikatakan oleh pengawas polisi di distrik Serchhip Mizoram, Inspektur Stephen Lalrinawma pada Kamis, 4 Maret 2021.

"Apa yang mereka katakan adalah mereka mendapat instruksi dari penguasa militer yang tidak dapat mereka patuhi, sehingga mereka melarikan diri," katanya, dikutip dari Al Jazeera.

Baca Juga: Ramalan Tarot Reading Jumat, 5 Maret 2021: Zodiak Leo, Virgo, Libra, dan Scorpio Nikmati Warna-warni Dunia

India berbagi perbatasan darat 1.643 kilometer dengan Myanmar, di mana lebih dari 50 orang telah tewas selama protes menentang kudeta yang dilakukan oleh junta militer pada 1 Februari 2021.

Junta militer telah menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis, dan menahan pemimpinnya, Aung San Suu Kyi, setelah mempermasalahkan kemenangan telak partainya pada November 2020 lalu.

Kudeta tersebut membalikkan kemajuan lambat selama bertahun-tahun menuju demokrasi di Myanmar setelah lima dekade pemerintahan junta militer. Itu datang di hari parlemen yang baru terpilih seharusnya menjabat.

Baca Juga: Parma vs Inter Milan: Kesempatan Nerazzurri Perkokoh Capolista, Link Live Streaming Gratis

Aung San Suu Kyi yang merupakan pemimpin Liga Nasional Untuk Demokrasi (NLD), akan dilantik menjadi pemimpin Myanmar untuk masa jabatan lima tahun kedua.

Akan tetapi sebaliknya, dia ditahan bersama dengan Presiden Win Myint dan pejabat senior lainnya.

India sudah menjadi rumah bagi ribuan pengungsi dari Myanmar, termasuk orang-orang etnis Chin, komunitas minoritas Kristen, dan sebagian besar Muslim Rohingya yang melarikan diri dari negara tersebut selama serangan kekerasan sebelumnya.

Baca Juga: Link Live Streaming Pertandingan Liverpool vs Chelsea: Perang Strategi Pelatih Bavarian

Seperti Rohingya, Chin juga merupakan kelompok minoritas yang teraniaya di Myanmar, yang tinggal di Myanmar, Bangladesh dan India.

Sekitar 300 pengungsi dari komunitas Chin mengadakan protes di New Delhi pada kemarin menentang kudeta oleh junta militer bulan lalu di negara mereka dan menuntut pembebasan segera Aung San Suu Kyi.

Demonstrasi oleh anggota minoritas Chin diadakan di Jantar Mantar, wilayah utama ibu kota India untuk protes yang dekat dengan Parlemen.

Baca Juga: Jangan Pamer Sertifikat Vaksin Covid-19 Sembarangan ke Media Sosial! Simak Begini Penjelasannya

Para pengunjuk rasa memegang plakat dengan slogan termasuk 'Pulihkan demokrasi di Burma' dan 'Tidak ada lagi pembunuhan di Myanmar'.

Mereka juga membakar peti mati dengan foto-foto pemimpin kudeta Myanmar dan Presiden Tiongkok Xi Jinping, menuduhnya mendukung penguasa militer sembari menginjak-injak bendera Tiongkok.

Selama demonstrasi, pengunjuk rasa juga meminta Perdana Menteri India Narendra Modi untuk menekan pemerintah junta militer Myanmar untuk memulihkan demokrasi di negara tersebut.*** (Rivan Muhammad/PR Bekasi)

Editor: Linda Agnesia

Sumber: PR Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler