Idap Kanker Pankreas Stadium Akhir, Perdana Menteri Pertama Papua Nugini Michael Somare Meninggal Dunia

26 Februari 2021, 14:52 WIB
Ilustrasi. Perdana Menteri pertama Papua Nugini Michael Somare meninggal dunia.* /Pixabay.com/David Peterson

PR CIREBON- Michael Somare, seorang tokoh penting dalam kemerdekaan Papua Nugini yang sekaligus menjabat sebagai Perdana Menteri pertama negara kepulauan Pasifik Selatan itu, dikabarkan telah meninggal dunia di usia 84 tahun.

Diketahui, Michael Somare merupakan pemimpin terlama yang menjabat di Papua Nugini setelah merdeka dari Australia pada tahun 1975.

Michael Somare menjadi Perdana Menteri selama 17 tahun selama empat periode terpisah.

Baca Juga: Sri Langka Cabut Kebijakan Kontroversial Terkait Pelarangan Penguburan Korban Covid-19

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari NZ Herald, ia meninggal pada hari Jumat setelah didiagnosis dengan kanker pankreas stadium akhir dan dirawat di rumah sakit pada 19 Februari, kata putrinya Betha Somare.

"Sir Michael adalah suami yang setia kepada ibu kami dan ayah yang hebat untuk anak-anaknya, kemudian cucu dan cicit, dan masyarakat Papua Nugini" katanya.

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan bahwa Michael Somare adalah sosok yang tidak tertandingi oleh siapa pun yang mengejarnya.

Baca Juga: Kafe di Cengkareng Resmi Ditutup Permanen, Satpol PP: Sudah Tiga Kali Melanggar Prokes Covid-19

"Saya menghimbau kepada warga dan penduduk kami selama seminggu untuk hening, damai dan tenang karena kami menghormati satu orang yang sangat berutang pada negara kami," kata James Marape.

"Dia dicintai secara universal di negara kita, semoga ingatannya mengikat bangsa tetap," sambungnya.

Sementara itu, kabinet akan bertemu untuk mengumumkan rincian pemakaman kenegaraan untuk pemimpin yang juga dikenal sebagai Grand Chief dan Bapak Bangsa Papua Nugini.

Baca Juga: Intip Anggunnya Selvi Ananda, Istri Gibran Rakabuming saat Dilantik Jadi Ketua Tim Penggerak PPK Surakarta

Komisaris Polisi David Manning mengatakan polisi akan memastikan bahwa rakyat Papua Nugini berduka dengan damai dan bahwa "oportunis tidak mengambil hari yang menyedihkan ini dalam sejarah kita untuk menciptakan ketakutan dan kepanikan."

Perbedaan politik dapat menimbulkan kekerasan di Papua Nugini di mana pemilu sering kali disertai dengan kerusuhan.

"Grand Chief Sir Michael Somare percaya pada persatuan bangsa seribu suku ini dan memberikan hidupnya untuk tujuan ini," kata Manning.

Baca Juga: Ahmad Riza Patria Sampaikan Kabar Duka: Beliau Berperan Cegah Kerumunan Selamatkan Warga dari Covid-19

"Dia berdiri ketika itu penting melawan tuan kolonial dan dunia yang penuh dengan rasisme, ketidaktahuan dan kebencian dan mengabdikan hidupnya untuk mewujudkan bangsa yang bersatu dan merdeka," lanjutnya.

Somare lahir pada 9 April 1936, di kota Rabaul di East New Britain, yang diduduki oleh Jepang selama Perang Dunia II.

Pendidikan awalnya adalah di sekolah yang dikelola Jepang di desa Karau di mana dia belajar membaca dan menulis dalam bahasa Jepang.

Dia dibesarkan sebagai putra seorang petugas polisi di provinsi Sepik Timur, yang kemudian dia wakili di Parlemen.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: NZ Herald

Tags

Terkini

Terpopuler