PR CIREBON – Survei terbaru menunjukkan orang Amerika tidak memiliki kepercayaan besar bahwa Presiden terbaru negara Paman Sam itu, Joe Biden, mampu mempersatukan negara.
Berdasarkan survei yang dilakukan media AS ABC News / Ipsos, hanya satu dari lima orang Amerika yang memiliki kepercayaan besar
Pada kemampuan Presiden Biden untuk mewujudkan tujuannya dalam mempersatukan negara.
Baca Juga: Komisi XI DPR RI dan Wakil Direktur Indef Ungkap Harapan pada MES di Bawah Kepemimpinan Erick Thohir
Sekira 22 persen mengatakan Biden akan mempersatukan negara, 24 persen tetap sangat skeptis, mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kepercayaan sama sekali bahwa dia akan mampu melakukannya.
Sedangkan 35 persen mengatakan mereka memiliki kepercayaan diri yang baik
Bahwa Biden dapat mempersatukan negara dan 19 persen mengatakan mereka memiliki kepercayaan yang tidak begitu banyak.
Baca Juga: Arab Saudi Dukung Penuh Hak Anak, Sponsori 12.000 Anak dari Keluarga Tak Dikenal
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari New York Post, responden survei itu ditanyai pendapat setelah menonton video pidato pelantikan Biden
Meminta orang Amerika untuk melihat satu sama lain bukan sebagai musuh, tetapi sebagai tetangga.
“Kita bisa memperlakukan satu sama lain dengan bermartabat dan hormat. Kita bisa bersatu, menghentikan teriakan dan menurunkan ketegangan"
Baca Juga: Di Tengah Ketegangan Tiongkok dan Taiwan, Kapal Induk AS Memasuki Laut Tiongkok Selatan
"Karena tanpa persatuan, tidak ada kedamaian, hanya kepahitan dan kemarahan. Tidak ada kemajuan, hanya kemarahan yang melelahkan. Tidak ada bangsa, hanya keadaan kacau,” kata Joe Biden.
Pada saat yang sama, 71 persen dari mereka yang menonton seluruh atau sebagian pidato pengukuhan Biden mengatakan pesannya sangat atau agak meyakinkan.
29 persen lainnya yang menonton menganggapnya tidak begitu meyakinkan atau tidak meyakinkan sama sekali.
Baca Juga: Madinah Dinobatkan Sebagai Kota Tersehat di Dunia, Musni Umar: Berita yang Menggembirakan
Survei tersebut mengambil sampel acak dari 504 orang dewasa di seluruh AS antara 22-23 Januari 2021.
Survei itu memiliki margin kesalahan plus-minus 5,0 persen.***