Survei Terbaru Tunjukkan Mayoritas Kecil Orang Amerika Inginkan Donald Trump Dihukum Senat

23 Januari 2021, 07:36 WIB
Presiden Amerika Serikat ke-45, Donald Trump /Foto: Pixabay/geralt/

PR CIREBON – Survei terbaru menunjukkan bahwa sebagian kecil mayoritas orang Amerika mengatakan mantan Presiden Donald Trump

Harus dihukum oleh Senat karena menghasut pemberontakan dan dilarang memegang jabatan publik.

Survei itu dilakukan oleh media Amerika Serikat (AS), Reuters / Ipsos, yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Baca Juga: James Bond 'No Time To Die' Kembali Tunda Dijadwalkan Rilis Oktober 2021

Survei, yang dilakukan pada Rabu, 20 Januari dan Kamis, 21 Januari waktu setempat itu menunjukkan bahwa 51 persen orang Amerika

Berpikir Donald Trump harus dinyatakan bersalah karena menghasut penyerbuan mematikan Capitol pada 6 Januari lalu.

Sedangkan pengadilannya di Senat diperkirakan akan dimulai dalam waktu dekat ini.

Baca Juga: Soal Serangan Teroris di Irak, Mustafa Al-Kazemi: Kami Tidak Membiarkannya Terulang

37 persen lainnya mengatakan Trump tidak boleh dihukum dan 12 persen sisanya mengatakan mereka tidak yakin.

Terkait masa depan politik mantan presiden itu, 55 persen mengatakan Donald Trump seharusnya tidak diizinkan untuk memegang jabatan terpilih lagi.

Sementara 34 persen mengatakan dia harus diizinkan untuk melakukannya dan 11 persen mengatakan mereka tidak yakin.

Baca Juga: Desak Anies Baswedan Jawab soal Sejumlah Dana, Ferdinand Huatahaean: Ngeri Kali Kau Nies

Jika Senat pada akhirnya memberikan suara untuk menghukum Donald Trump perlu diadakan pemungutan suara kedua untuk melarangnya menjabat lagi.

Tanggapan di survei itu hampir seluruhnya terbagi menurut partai.

Survei itu juga menemukan bahwa 55 persen orang Amerika menyetujui Presiden Joe Biden.

Baca Juga: Soal Dugaan Korupsi BPJS Ketenagakerjaan, Kejagung Lanjutkan dengan Pemanggilan Saksi

Sebagai perbandingan, 43 persen menyetujui Trump selama minggu pertama jabatannya pada tahun 2017.

Tingkat persetujuan Donald Trump juga tidak pernah naik di atas 50 persen dalam survei mingguan yang dilakukan selama masa jabatan empat tahunnya.

Sementara itu, sekitar 6 dari 10 anggota Partai Republik masih percaya bahwa pemilu tahun 2020 adalah hasil dari pemungutan suara ilegal dan terjadinya kecurangan.

Baca Juga: Lebih Efektif, Polda: 800 Surat Tilang Perhari dari 53 E-TLE Kita Kirim ke Rumah Pelanggar

Namun, Partai Republik terpecah pada pertanyaan apakah perwakilan mereka di Kongres harus bekerja dengan Biden untuk tujuan bersama.

Di antara responden yang mengidentifikasi diri sebagai pendukung Partai Republik

Hampir setengah dari mereka mengatakan ingin perwakilan kongres mereka bekerja dengan presiden baru.

Baca Juga: BPS Rilis Sensus Penduduk 2020, Berikut Jumlah Penduduk Indonesia Laki-laki Lebih Banyak

Sementara 4 dari 10 mengatakan ingin menentang Biden di setiap kesempatan, bahkan jika itu berarti pemerintah tidak dapat menanggapi masalah yang mendesak.

Survei Reuters / Ipsos ini dilakukan secara online, dalam bahasa Inggris, di seluruh Amerika Serikat.

Survei itu mengumpulkan tanggapan dari 1.115 orang dewasa Amerika, termasuk 538 Demokrat dan 373 Republik.

Baca Juga: Fenomena Terpidana Korupsi, Sepanjang 2020 KPK Sebut 65 Terpidana Korupsi Ajukan PK

Survei itu memiliki interval kredibilitas, yang merupakan ukuran presisi, sebesar 3 poin persentase.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler