Hanya Karena Topinya Bersimbol Era Soviet, Seorang Remaja di Ukraina Dituntut Lima Tahun Penjara

31 Desember 2020, 06:00 WIB
Hanya Karena Topinya Bersimbol Era Soviet, Seorang Remaja di Ukraina Dituntut Lima Tahun Penjara Topi ushankaHanya Karena Topinya Bersimbol Era Soviet, nutup telinga tradisional Soviet)./Russian News.* /

PR CIREBON- Topi yang seharusnya digunakan untuk menutupi telinga di musim dingin, hanya karena topi tersebut memiliki simbol era Soviet, membuat seorang remaja Ukraina berusia 19 tahun dituntut  harus masuk ke dalam penjara dan dituntut lima tahun penjara.

Polisi memutuskan bahwa remaja berbahasa Rusia itu telah melanggar tindakan anti-komunis, yaitu dengan memakan topi simbol era soviet.

Polisi di kota Lvov, Ukraina Barat, melaporkan pada hari Senin, 28 Desember 2020 bahwa penyelidikan kriminal telah dikeluarkan, setelah remaja tersebut ditahan karena melanggar undang-undang lokal yang ketat, yang dimana mengatur penggunaan simbol komunis pada pakaian, berbentuk topi simbol era soviet.

Baca Juga: Anggotanya Pernah Terlibat Kasus Teroris dan Pidana, FPI kini Resmi sebagai Organisasi Terlarang

Dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Russian News, jaksa penuntut mengatakan bahwa mereka akan menuntutnya berdasarkan aturan yang melarang ikonografi Nazi dan Soviet, dengan hukuman maksimum hingga lima tahun penjara.

Menurut surat kabar lokal Dilo, agen 'anti-teroris' Igor Sholtys menangkap pemuda pemakain topi simbol era soviet itu, saat dia sedang berjalan-jalan dengan seorang teman.

Dia mengenakan topi ushanka, yakni penutup telinga tradisional Soviet, yang memiliki lambang palu dan arit komunis.

Baca Juga: Mengejutkan, Perawat di California justru Positif Corona setelah Disuntik Vaksin Pfizer

Sholtys memberikan rincian kepada wartawan tentang operasi tangkap tangan itu, di mana dia “bertanya dari mana mereka mendapatkan simbol itu.

Menurut remaja mendapatkan topi era soviet itu di pasar loak karena udaranya dingin, dan tidak tahu kalau simbol seperti ini dilarang.

Ketika sebuah "penyelidikan" menemukan bahwa anak laki-laki itu adalah penutur bahasa Rusia dari ibu kota, Kiev, polisi pun kemudian dipanggil.

Baca Juga: Kembali Blusukan, Mensos Risma Ajak Penghuni Kolong Jembatan Buka Usaha Warung Pecel Lele

Namun, banyak kekecewaan milisi Sholtys, petugas polisi yang muncul di tempat kejadian memberinya sedikit perhatian, daripada hanya menangkap remaja itu seperti yang dia harapkan.

"Salah satu petugas polisi patroli terus terang memiliki pandangan non-Ukraina dan mulai bersikap kasar kepada kami," katanya.

Namun, akhirnya, pihak berwenang menyita topi era soviet itu dan mengambil keterangan remaja itu untuk disiapkan dakwaan. Investigasi pra-sidang pun sedang berlangsung.

Baca Juga: Berusaha Bunuh Diri Membakar Tubuhnya, Pria asal Malaysia Seketika Lompat ke Selokan Karena Panas

Diketahui, sejak tahun 2015, Parlemen Ukraina mulai melarang simbol komunis seperti palu dan arit, tetapi kota Lvov telah memberlakukan tindakan serupa setidaknya tiga tahun sebelumnya.

Selain ikon era Soviet seperti Topi, warga dapat menghadapi hukuman penjara karena menyanyi atau memainkan lagu kebangsaan Uni Soviet atau bekas republiknya.

Namun, baru-baru ini pada tahun 2018, divisi Waffen SS yang terkenal kejam dirayakan di kota Ukraina barat, dengan swastika yang dipamerkan untuk menandai peringatan 75 tahun pembentukan unit partisan lokal yang berpihak pada Nazi dalam Perang Dunia II.

Baca Juga: Kabar Baik, Kemensos Anggarkan Rp127,208 Triliun Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)

Lvov, yang pernah menjadi salah satu pusat budaya Persemakmuran Polandia-Lithuania, secara tradisional merupakan benteng nasionalis Ukraina, dengan jumlah penutur asli Rusia terendah di negara itu.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Russian News Agency

Tags

Terkini

Terpopuler