Iran Siap Balas Dendam atas Kematian Ilmuwan Nuklir Fakhrizadeh, Diduga Sasar Tentara Bayaran Israel

28 November 2020, 20:20 WIB
Presiden Iran, Hassan Rouhani. /Instagram/@hrouhani /

PR CIREBON - Presiden Iran menuduh Israel telah membunuh seorang ilmuwan nuklir Iran berpangkat tinggi yang telah lama dicurigai oleh Barat sebagai dalang program rahasia bom nuklir, TV pemerintah melaporkan.

"Sekali lagi, tangan jahat dari arogansi global diwarnai dengan darah rezim Zionis perampas tentara bayaran," kata Presiden Hassan Rouhani dalam sebuah pernyataan, menurut laporan TV pemerintah pada hari Sabtu, 28 November 2020.

“Pembunuhan martir Mohsen Fakhrizadeh menunjukkan keputusasaan musuh kita dan kedalaman kebencian mereka… Kemartirannya tidak akan memperlambat pencapaian kita,” lanjutnya.

Baca Juga: Beri Kepastian Harga Ikan dan Rumput Laut, KKP Luncurkan Sistem Resi Gudang

Penguasa agama dan militer Iran mengancam akan membalas dendam atas pembunuhan ilmuwan nuklir Iran Fakhrizadeh pada Jumat, yang menurut media Iran tewas di rumah sakit setelah penyerang menembaknya di dalam mobilnya di Ab-Sard, pinggiran kota di Teheran timur.

Pemimpin Tertinggi republik Islam Ayatollah Ali Khamenei berjanji untuk membalas pembunuhan Fakhrizadeh dan mengatakan pekerjaan nuklirnya akan terus berlanjut.

Dia menyerukan agar para pelakunya dihukum, dan dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di situsnya, Khamenei mengatakan bahwa ilmuwan itu "mati syahid oleh penjahat dan tentara bayaran yang kejam”. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Aljazeera.

Baca Juga: Terkait Pembunuhan Satu Keluarga di Sulteng, FKUB: Jangan Kaitkan Agama dengan Kekerasan di Sigi

Sehubungan dengan pembunuhan tersebut, Khamenei mengatakan pihak berwenang Iran harus secara serius mempertimbangkan dan menindaklanjuti dua masalah.

"Pertama adalah menindaklanjuti kejahatan ini dan secara tegas menghukum pelakunya, dan yang lainnya, menindaklanjuti upaya ilmiah dan teknis para martir di semua sektor yang dia kerjakan," katanya.

Fakhrizade (63) pernah menjadi anggota Pengawal Revolusi Iran dan ahli dalam produksi rudal. Dia menjabat sebagai kepala Organisasi Inovasi dan Penelitian Pertahanan kementerian pertahanan pada saat kematiannya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara khusus menyebut nama Fakhrizadeh dalam presentasi 2018 tentang program nuklir Iran. "Ingat nama ini," katanya.

Baca Juga: Diduga Teroris MIT, Empat Korban Pembunuhan Asal Desa Lembantongoa Akhirnya Dimakamkan

Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan ada bukti yang menunjukkan keterlibatan Israel dalam pembunuhan itu, tetapi tidak jelas siapa sebenarnya yang melakukan serangan itu.

Duta Besar Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Majid Takht Ravanchi, menulis dalam sebuah surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat bahwa beberapa ilmuwan nuklir Iran telah tewas dalam "serangan teroris" selama dekade terakhir, dan berkata "tempat asing tertentu” bertanggung jawab.

Dia menyebut pembunuhan "pengecut" atas Fakhrizadeh sebagai upaya untuk 'mendatangkan malapetaka' di wilayah tersebut dan mengganggu pembangunan Iran di bidang sains dan teknologi.

Kematian Fakhrizadeh dapat memicu konfrontasi antara Iran dan para pesaingnya di minggu-minggu terakhir kepresidenan AS Donald Trump, sekaligus mempersulit upaya apa pun oleh Presiden terpilih Joe Biden untuk menghidupkan kembali diplomasi dengan Iran.

Baca Juga: Sulteng Waspada, Teroris MIT Kembali Aksi Teror Siksa Satu Keluarga hingga Tewas, Hanya Satu Selamat

Sementara itu, Guterres mendesak agar menahan diri dalam pernyataan yang dirilis juru bicaranya.

“Kami telah mencatat laporan bahwa seorang ilmuwan nuklir Iran telah dibunuh di dekat Teheran hari ini. Kami mendesak untuk menahan diri dan kebutuhan untuk menghindari tindakan apa pun yang dapat menyebabkan peningkatan ketegangan di wilayah tersebut, '' kata juru bicara Guterres Farhan Haq.

Assed Baig dari Al Jazeera, melaporkan dari Teheran, mengatakan para pejabat Iran sudah berjanji untuk menanggapi sambil mengatakan program nuklir mereka akan terus berlanjut.

Israel telah menempatkan kedutaan besarnya di seluruh dunia dalam siaga tinggi menyusul ancaman pembalasan semacam itu, berita Israel N12 melaporkan pada hari Sabtu.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan kementerian tidak mengomentari masalah keamanan terkait perwakilannya di luar negeri.

Baca Juga: Viral, Sampai Dibuat Efek Insta Story, Ini Daftar Toko Resmi di Indonesia yang Jual PS 5

Menurut Baig, insiden tersebut kemungkinan akan menimbulkan pertanyaan tentang "keamanan internal" Iran.

"Iran tidak pernah mengizinkan dia (Fakhrizadeh) untuk diwawancarai oleh Badan Atom Internasional," kata Baig. Keberadaannya juga dirahasiakan.

Pembunuhan ilmuwan itu terjadi di tengah kekhawatiran baru tentang jumlah uranium yang diperkaya yang diproduksi Iran. Uranium yang diperkaya adalah komponen kunci untuk pembangkit tenaga nuklir dan senjata nuklir.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler