Network
Karenanya diperlukan perjuangan keras untuk hal itu. Terutama bagi mereka yang hotel tempatnya me nginap jauh dari Masjidil Haram. Sesampai di masjid pun mereka harus berdesakan dengan calon haji dari negara-negara lainnya.
Perihal berdesakan dan rebutan ini, sesungguhnya sudah dimulai dari saat naik bus dari hotel menuju Masjidil Haram. Begitupun ketika akan kembali ke hotel usai menjalankan prosesi ibadah.
Jamaah calon haji dari Indonesia yang paling "sengsara" dalam fasilitas transportasi adalah mereka yang tinggal di maktab/hotel daerah Mahbaz Jin. Karena ini merupakan jalur bus gratis (bus shalawat) yang dapat digunakan jamaah dari negara-negara lain.
Baca Juga: Bus Shalawat Ketahuan Angkut Jamaah Haji dari Turki, PPIH Makkah Beri Tindakan Tegas kepada Sopir
Jalur ini bukan khusus utk jamaah dari Indonesia saja, tapi untuk semua calon haji berbagai negara.
Sehingga pada saat-saat tertentu, jamaah manca negara ini saling berebut naik ke atas bus. Atau sebaliknya sama juga ketika mereka selesai shalat di Masjidil Haram.
Pemandangan miris ketika banyaknya sandal atau akas kaki para jamaah bertebaran karena terinjak-injak ketika rebutan naik bus maupun turun bus.
Baca Juga: Bus Shalawat Kedapatan Angkut Jamaah Haji Selain dari Indonesia, Ini Sikap PPIH Daerah Makkah
Pemandangan serupa juga terjadi ketika jamaah sudah mau masuk ruangan Mesjidil Haram. Petugas keamanan (Askar) biasanya tiba-tiba menutup jalur yang sedang padat dan dialihkan ke jalur lain.
Bangunan Masjidil Haram memang kini sudah dilengkapi lift dan eskalator dari mantai dasar hingga ke lantai 5. Namun untul menampung jutaan orang dalam waktu bersamaan perlu ketabahan dan perjuangan karena desakan jamaah lainnya.***
