Jemaah Haji Lansia Jangan Paksa Salat Arbain Kata Kapus Kesehatan Haji. Ini Alasannya

- 29 Mei 2023, 09:34 WIB
Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo
Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo /

 

SABACIREBON --- Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI Liliek Marhaendro Susilo menghimbau agar p ara jemaah haji lanjut usia (lansia) tidak perlu memaksakan salah arbain karena suhu di Madinah saat ini sangat tinggi, mencapai 40 derajat celsius.

Himbauan itu disampaikan berkaitan pada umumnya Jemaah haji Indonesia sesampai tiba di Madinah melaksanakan salat Arbain. Seperti diketahui ibadah arbain atau lebih akrab disebut salat arbain adalah salat sebanyak 40 waktu tanpa terputus.

 Baca Juga: Tahun Ini 22 Ribu Guru PAI akan Terima Insentif, Cek Kriterianya

Artinya, Jemaah haji yang melaksanakan salat arbain harus melaksanakan salat 5 waktu selama 8 hari di masjid, tanpa terputus. Ibadah arbain atau salat arbain, termasuk berat karena tidak boleh terputus sehinga menguras tenaga, apalagi di tengah panasnya cuaca seperti saat ini.

 "Para jemaah khususnya para lansia untuk tetap menjaga kesehatan dan menghindari aktivitas di luar ruang. Mengingat saat ini kondisi cuaca di Madinah sedang dalam kondisi terik panas dengan suhu mencapai 40 derajat Celcius," ujar Liliek di kompleks Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Kamis 25 Mei 2023.

 Baca Juga: BIADAB ! di Kota Cirebon Ayah dan Anak Diduga Lakukan Pencabulan Bersama-sama Terhadap Pekerja Tokonya

Di tengah suhu yang berbeda dengan di Tanah Air, jemaah diminta untuk menghemat tenaga agar bisa menunaikan rangkaian haji yang utama seperti wukuf di Arafah nanti.

 Liliek mengimbau agar ini tidak perlu dilakukan jika merepotkan atau bahkan membahayakan jiwa. Terutama bagi jemaah lansia, tidak perlu memaksakan solat berjemaah di Masjid Nabawi di tengah cuaca yang sangat panas ini.

 "Jemaah juga bisa menunaikan salat di pemondokan, untuk menghindari kelelahan," katanya.

Baca Juga: Seramnya Sungai Amazon, tak Miliki Jembatan di Sepanjang Alirannya, Terungkap Ini Penyebabnya

Menurut Liliek, untuk menghindari kebingungan selama beribadah di Masjid Nabawi maupun saat kegiatan di Kota Madinah, ada beberapa panduan yang patut dilakukan.

  Pertama, mencatat nama dan nomor pemondokan sebelum berangkat ke Masjid Nabawi.

 Kedua, memberi tahu dan mencatat nomor kontak Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di pemondokan.

  Ketiga, mengenakan identitas pengenal, terutama gelang jemaah. "Jangan tukar menukar gelang dengan jemaah lainnya," jelasnya.

 Keempat, pergi dan pulang secara berkelompok.

Baca Juga: Inilah, Setidaknya 4 Tanda Perubahan Perilaku Orang yang akan Meninggal, dalam Menghadapi Syakaratul Maut

Kelima, menggunakan pelembab kulit dan bibir untuk menghindari iritasi akibat cuaca panas.

Keenam, selalu mengunakan alas kaki dan kaus kaki untuk menghindari kaki melepuh. "Jika kehilangan alas kaki, jangan memaksakan diri pulang ke hotel tanpa sandal di siang hari. Sebab, jalanan yang dilalui sangat panas. Hubungi petugas yang ada di sekitar jemaah," ungkap Liliek.

 Ketujuh, upayakan selalu membawa dan minum air mineral 200 ml/jam secara teratur untuk menghindari dehidrasi. Jemaah diimbau meminum oralit 1 sachet per hari dicampur dengan 300ml air mineral untuk memulihkan kebugaran tubuh.

 Baca Juga: Pernikahan Zaskia Adya Mecca dan Hanung Bramantyo Kok Bisa Awet, Simak Rahasianya di Sini...

Kedelapan, atur irama keberangkatan dan kepulangan dari pemondokan menuju Masjid Nabawi, dan sebaliknya. Ini untuk menghindari penumpukan antrian lift di pemondokan.

 Kesembilan, selalu menjaga ketertiban selama beribadah di Masjid Nabawi.

Kesepuluh, makan tepat waktu dan beristirahat yang cukup. ***

Editor: Uyun Achadiat

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x