Hipertensi si Silent Killer yang Harus Diwaspadai, Cek Pertolongan Pertamanya

- 22 November 2020, 15:07 WIB
Ilustrasi Hipertensi
Ilustrasi Hipertensi /Antonio_Corigliano/PIXABAY



PR CIREBON - Hipertensi sebagai salah satu silent killer perlu diwaspadai, karena banyak yang menganggap sepele gejala atau bahkan tidak mengerti gejala dan implikasinya.

Hipertensi atau tekanan darah adalah kondisi di mana kekuatan yang bekerja untuk mengalirkan darah ke dinding arteri tubuh, pembuluh darah utama di tubuh, tergolong tinggi atau di atas 130/88 mmhg.

Tekanan darah ditulis dengan dua angka. Angka pertama (sistolik) mewakili tekanan di pembuluh darah saat jantung berkontraksi atau berdetak. Sedangkan angka kedua (diastolik) mewakili tekanan di pembuluh saat jantung beristirahat di antara detak jantung.

Baca Juga: Sambut Baik Langkah TNI Tertibkan Baliho di Jakarta, Wakil Ketua MPR Sebut Sudah Sesuai Aturan

Hipertensi didiagnosis jika, ketika diukur dalam dua hari yang berbeda, pembacaan tekanan darah sistolik pada kedua hari tersebut ada di atas 140 mmhg, dan atau pembacaan tekanan darah diastolik pada kedua hari tersebut di atas 90 mmhg.

Faktor risiko yang dapat diubah dari hipertensi ini termasuk cara diet yang tidak sehat (konsumsi garam yang berlebihan, diet tinggi lemak jenuh dan lemak trans, rendahnya asupan buah dan sayur), aktivitas fisik, konsumsi rokok dan alkohol, dan kelebihan berat badan atau obesitas.

Sementara faktor risiko yang tidak dapat diubah termasuk riwayat keluarga yang memiliki hipertensi, usia di atas 65 tahun, dan penyakit penyerta seperti diabetes ata penyakit ginjal.

Baca Juga: Propaganda Lewat Media Sosial Masif Terjadi, Panglima TNI: Sangat Mengancam Keutuhan NKRI

Kenapa disebut silent killers? karena kebanyakan penderita tidak menyadari mereka memiliki hipertensi karena mungkin tanda atau gejala yang dirasakan tidak terbaca. Karena itu, tekanan darah harus diukur secara teratur.

Gejala yang muncul dapat berupa sakit kepala di pagi hari, mimisan, detak jantung yang tidak teratur, perubahan penglihatan, dan telinga berdengung.

Hipertensi berat dapat menyebabkan kelelahan, mual, muntah, kebingungan, kecemasan, nyeri dada, dan tremor otot.

Baca Juga: Keringat Dingin? Jangan Sepelekan, Kondisi Ini Sebagai Respon Terhadap Suatu Penyakit

Satu-satunya cara untuk mendeteksi hipertensi adalah meminta bantuan ahli kesehatan untuk mengukur tekanan darah. Mengukur tekanan darah cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit.

Individu juga dapat mengukur tekanan darah mereka sendiri menggunakan perangkat otomatis, sphygmomanometer, namun evaluasi hasil oleh profesional kesehatan penting untuk penilaian risiko dan kondisi terkait.

Di antara komplikasi lainnya, hipertensi dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung. Tekanan yang berlebihan dapat mengeraskan arteri, menurunkan aliran darah dan oksigen ke jantung.

Baca Juga: Sedia Payung Sebelum Hujan, Gadget Hilang Rentan Bikin Stress Datang

Tekanan yang meningkat dan aliran darah yang berkurang ini dapat menyebabkan nyeri dada, disebut juga angina. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon dari situs resmi WHO.

Serangan jantung, yang terjadi ketika suplai darah ke jantung tersumbat dan sel otot jantung mati karena kekurangan oksigen. Semakin lama aliran darah tersumbat, semakin besar kerusakan jantung.

Gagal jantung, yang terjadi ketika jantung tidak dapat memompa cukup darah dan oksigen ke organ vital tubuh lainnya. Detak jantung tidak teratur yang dapat menyebabkan kematian mendadak.

Baca Juga: Tiongkok Akan Luncurkan Wahana Penjelajahan Bulan, Upaya Pengambilan Batu Bulan Pertama Sejak 1970

Hipertensi juga bisa pecah atau menyumbat arteri yang memasok darah dan oksigen ke otak, menyebabkan stroke.

Selain itu, hipertensi dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang berujung pada gagal ginjal.

Sudah cek dan hasilnya menunjukan terkena hipertensi? untuk mengurangi dampak hipertensi berkelanjutan, mencegah serangan jantung, stroke, dan kerusakan ginjal, serta masalah kesehatan lainnya. Penting untuk menerapkan gaya hidup sehat sebagai berikut:

Baca Juga: Propaganda di Media Sosial Kerap Terjadi, Marsekal Hadi Tjahjanto: Ancam Keutuhan NKRI

Pencegahan

Mengurangi asupan garam (menjadi kurang dari 5g setiap hari)
    Makan lebih banyak buah dan sayuran
    Aktif secara fisik secara teratur
    Berhenti merokok
    Menghindari penggunaan tembakau
    Mengurangi konsumsi alkohol dan kafein
    Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh
    Menghilangkan / mengurangi lemak trans dalam makanan
    Konsumsi penurun darah tinggi yang alami seperti seledri, oatmeal, dan jinten hitam.

Pengelolaan

    Mengurangi dan mengelola stres mental
    Cek tekanan darah secara rutin
    Mengobati tekanan darah tinggi
    Tidur cukup dan tepat waktu
    Berpuasa  atau detoks
    Mengelola kondisi medis lainnya.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: WHO


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x