Sebagian orang menyangka bahwa kala Allah swt memberikan berbagai kenikmatan dan kemudahan merupakan tanda cinta dan keridhoan Allah swt terhadap dirinya.
Sedangkan kala mendapatkan kesulitan, menyangka merupakan tanda murka Allah swt. Padahal sungguh anggapan yang sangat salah.
Menurut H. Masturi Istamar Suhadi, M.Phil saat berkhotbah Jumat di Mesjid Al Aqsa Bintaro Tangsel Jumat 28 Oktober 2022, ujian atau ibtila merupakan sunnah ilahiyah yang pasti ada untuk menyingkap hakekat seseorang.
Baca Juga: Band Legendaris Malaysia Search akan Manggung di Bandung
Ibtila itu hanya datang dari Allah swt diberikan untuk hamba-hamba-Nya yang beriman untuk memurnikan keimanannya, meneguhkannya dalam memegang agama.
Menurut H Matsuri, Ibtila – ujian – yang diberikan oleh Allah swt itu tidak sama. Sesuai dengan berbagai nilai yang ada pada orang tersebut, seperti kesabaran, keyakinan, keteguhan, sikap optimis, tawakkal, yakin dengan pertolongan Allah swt.
Baca Juga: Langkah Langka : Pelanggar Lalulintas di Garut Diajak ‘Nyaneut’
Setiap orang akan mendapatkan ibtila sesuai dengan kemampuannya. Sebuah ibtila atau ujian yang diberikan pada seseorang, bisa tidak diberikan pada yang lain.
Nabi Ibrahim As yang diuji untuk menyembelih puteranya merupakan manusia yang mendapat ujian paling berat, sehingga mendapat gelar Kholilullah-kekasih Allah SWT.
Baca Juga: Geger Pasal Perzinaan : “Itu Ngaco,” kata Ketua PHRI Jabar Herman Muchtar