Ketupat dan Opor Ayam Saat Lebaran Idul Fitri dalam Filosofi Sunda, Menurut Ki Demang Wangsafyudin

- 13 Mei 2021, 12:35 WIB
Ilustrasi resep opor ayam.
Ilustrasi resep opor ayam. /Royco.co.id/

Adapun makna yang terkandung dalam ‘kupat’ ada empat poin, yaitu ‘laku papat’, di mana selama bulan Ramadhan, Muslim/Muslimah melakukan empat hal.

Pertama, ‘ngalabur’ yang berarti membersihkan diri lahir dan batin, dengan jalan puasa untuk mengahapus dosa.

Baca Juga: Spoiler One Piece Chapter 1013: Kaido Sukses Kalahkan Luffy dan Menjatuhkannya ke Laut

Kedua, ‘lebur’, dalam artian menggodok diri, seperti berada dalam kawah candradimuka Ramadhan.

Perlambang dari seseorang yang berhasil menjalankan ibadah puasa dengan benar dan mendapat ridha Allah SWT, terhindar dari segala godaan hingga menjadi pribadi yang bersih.

Ketiga, ‘leber’, artinya segala amal ibadah dan kebaikan dalam bulan suci Ramadhan penuh dengan pahala yang dilipat-gandakan.

Baca Juga: Kasih Baju Hampers Lebaran untuk Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, Dimas Ahmad: Sebagaian Kecil dari Rasa Terima

Dan, keempat, ‘lubar’, mengandung makna, untuk menggapai kemenangan Idul Fitri, selaku manusia harus dapat saling memaafkan satu sama lain, kembali ke fitrah.

Lebih lanjut lagi, Ki Demang Wangsafyudin memaparkan tentang apa filosofi ‘opor ayam’. Yang mana, merupakan pasangan padu atau jodoh hidangan ketupat dalam suasana Hari Raya Idul Fitri.

Makan ketupat akan terasa nikmat sekali kelezatannya di hari lebaran bila dipadukan dengan opor ayam. Sekaligus, menjadi tradisi budaya Sunda yang filosofinya mengandung nilai-nilai ke-Islaman yang luhur.

Halaman:

Editor: Dini Novianti Rahayu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah