Secara bahasa, dalam bahasa Arab, silaturahim, berasal dari dua kata. Yaitu, ‘shilatun’, yang diartikan oleh Al-Raghib Al-Asfahani dalam kitabnya Al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an, berarti menyatunya beberapa hal, sebagian dengan yang lain.
Dan, kata ‘al-rahimu’, diartikan oleh Ibnu Manzur pada Kamus Lisan al-‘Arab, berarti hubungan kekerabatan.
Baca Juga: Hampir Dialami oleh Banyak Orang Dewasa, Ini Beberapa Penyebab dari Insomnia!
Maka, dengan ikhtisar penjelasan tersebut, silaturahim bermakna menyambung tali persaudaraan kepada kerabat yang memiliki hubungan nasab—makna silaturahim secara istilah mengikuti pengertian dari rangkaian katanya.
Secara lebih luas, makna silaturahim artinya menghubungkan ikatan persaudaraan baik dengan kerabat yang memiliki hubungan nasab, ataupun dengan orang lain yang tidak memiliki hubungan nasab.
Pun, merupakan bentuk dari silaturahim, kala kita menjalin relasi dengan teman sepergaulan, rekan kerja, ataupun orang lain yang belum dikenal sama sekali.
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan (atau diberkahi) rezekinya, atau ditunda (dipanjangkan) umurnya, maka hendaknya ia bersilaturahim.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Kelapangan, keberkahan rezeki, dan diberi umur panjang yang bermanfaat, menjadi dambaan setiap insan manusia di muka bumi. Hal ini, demi mencapai kebahagiaan hidup di dunia.
Dan, setiap rezeki melimpah dan dipergunakan untuk kepentingan fi sabilillah, ditambah umur panjang yang dipergunakan untuk beramal shalih, niscaya mendapat kebahagiaan abadi di akhirat kelak, menjadi orang yang dikaruniai di sisi Allah SWT.