Ini 3 Bahaya yang Harus Dihindari Akibat Terlalu Sering Makan Mi Instan

- 20 Februari 2021, 15:18 WIB
Ilustrasi mi instan.
Ilustrasi mi instan. /Pixabay/imnow316

PR CIREBON — Selain menjadi santapan praktis, mie instan juga membudaya dengan dijadikan bingkisan seperti dalam ‘besek’ dari acara kendurian atau hajatan.

Hingga, mi instan selalu ada dalam setiap bantuan makanan untuk korban bencana alam, sampai bantuan sosial.

Hal itu dikarenakan mi instan hampir digemari seluruh lapisan masyarakat.

Baca Juga: AC Milan vs Inter: Catatan 5 Gol Terbaik Sepanjang Masa Derby della Madonnina Abad-21

Di samping mudah dalam memasaknya dan menyajikannya, mi instan merupakan jenis makanan yang kerap dipilih dan menjadi favorit banyak orang, lantaran enak disantap dan memiliki banyak varian rasa.

Dan, tak ayal lagi, produk mi instan buatan Indonesia begitu populer sampai luar negeri. Seperti di Ghana, sebuah negara di benua Afrika.

Dan, baru-baru ini sejumlah bintang idola K-Pop dari negeri ginseng Korea menunjukan kegemarannya pada mi instan buatan Indonesia.

Baca Juga: Sinopsis Sinetron Ikatan Cinta 20 Februari 2021: Akankah Mateo Membocorkan Tentang Elsa pada Polisi?

Hanya saja, di balik kelezatan mi instan ada sesuatu yang harus diketahui bagi siapa pun yang seing makan mi instan.

Bahwa, terlalu sering mengonsumsinya bisa berdampak buruk bagi kesehatan? Ini cek fakta mengenai mi instan sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari PMJ News:

Mi instan merupakan kudapan yang terbuat dari tepung memang akan memberikan dampak buruk ke kesehatan jika dikonsumsi terlalu sering.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 20 Februari 2021: Capricorn, Aquarius, dan Pisces, Tenangkan Emosimu

Sebab, mi instan tidak memiliki cukup nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Selain tidak tercukupkannya kebutuhan nutrisi dalam tubuh, berikut ini tiga dampak buruk lainnya jika kamu terlalu sering mengonsumsi mi instan!

Diabetes

Karena mengandung bahan pengawet, mie instan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh orang-orang yang memiliki resiko diabetes, sebab kandungan kimia dan pengawet di dalamnya dapat mengganggu pelepasan kadar gula darah dan juga insulin.

Baca Juga: Peneliti Asal Kanada Sebut Satu Kali Suntikan Vaksin Pfizer dan Moderna Efektif hingga Lebih dari 92 Persen

Tentunya, mengonsumsi mie intan terlalu sering juga akan memperlambat kinerja dari pencernaan.

Timbulkan Kanker

Salah satu kandungan kimia dalam mie instan adalah BHA dan TBH, yang mana ternyata jika dikonsumsi terlalu sering dapat menyebabkan diare, asma, hingga yang terparah yaitu kanker.

Batu Ginjal

Dampak buruk terakhir yang didapatkan jika sering mengonsumsi mie instan adalah terkena resiko pembentukan batu ginjal. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan garam yang sangat tinggi dalam mie instan.

Baca Juga: Lama Bangkrut, Gedung Kasino Milik Donald Trump Diledakan dengan 3.000 Batang Dinamit

Selain itu, mi instan merupakan makanan olahan, yang masuk kategori ultra proses mengandung pengawet, perisa dan umumnya mengandung tinggi gula dan garam yang bisa berdampak buruk untuk kesehatan.

Sebuah studi di Brazil misalnya, angka obesitas meningkat dari 7,5 persen pada 2002 menjadi 17,5 persen pada 2013 akibat pola makan masyarakat di sana yang tinggi makanan olahan, menurut temuan Prof. Carlos Monteiro dan tim dari Universitas SAO Paulo.

Tak hanya obesitas, makanan olahan juga dikaitkan dengan risiko terkena diabetes tipe-2, penyakit jantung, terlepas pada kenyataan orang membeli produk dengan kandungan lebih sedikit gula dan minyak.

Baca Juga: Pesawat Tempur Tiongkok Kembali Terbang di Wilayahnya, Angkatan Udara Taiwan dalam Status Siaga

Hal ini terdapat contoh nyata dari seorang bocah asal Cipurwasari, Karawang, Jawa Barat, yang gemar sekali mengonsumsi mi instan, hingga bobot berat badannya mencapai 193 kilogram.

Meski, sekarang sedah ramping kembali melalui program diet ketat, sampai kisahnya jadi sorotan media asing.

Standar lain yang harus diterapkan pada mi instan, yakni dalam proses produksinya, bahwa kandungan methyl p-hydroxybenzoate dalam mi instan dilarang melebihi 250 mg/kg atau batas maksimum yang diizinkan, dengan pengujiannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI).

Baca Juga: Disebut Ada Jin, Masjid Kuno al Zahir Kairo Dijauhi Jemaah, Warga Desak Pihak Berwenang Turun Tangan

Meskipun, berdasarkan Database of Select Committee on Generally Recognize as Safe (GRAS) Substance Reviews diketahui bahwa tidak ada bukti bahaya penggunaan methyl p-hydroxybenzoate sebagai pengawet makanan olahan sepanjang digunakan sesuai standar dan tidak melebihi batas maksimal yang diizinkan.

Ditambah, ketentuan standar Codex Allimentarius Committee (CAC) dan kajian ilmiah terhadap risiko kesehatan serta sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan no. 722/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan, bahwa methyl p-hidroxybenzoate dapat digunakan sebagai pengawet untuk produk saus atau kecap di Indonesia.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: PMJ News ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x