Dari PTSD hingga Kecemasan, Banyak Pasien Sembuh Covid-19 Mengalami Gangguan Kejiwaan

4 Agustus 2020, 12:14 WIB
PENELITI sebut siapa saja yang rentan terkena PTSD (post-traumatic stress disorder) usai pandemi COVID-19 ini berakhir.* /PIXABAY/

PR CIREBON - Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Rumah Sakit San Raffaele di Milan, Senin, 3 Agustus 2020 mengungkapkan, banyak pasien sembuh Covid-19 mengalami tingkat gangguan kejiwaan yang lebih tinggi.

Gangguan kejiwaan yang dialami tersebut termasuk gangguan stres pascatrauma (PTSD), kecemasan, insomnia, dan depresi.

Berdasarkan survei yang dilakukan, separuh dari 402 pasien yang diawasi usa menjalani pengobatan Covid-19 mengalami setidaknya satu gangguan jiwa yang sebanding dengan keparahan inflamasi selama sakit.

Baca Juga: Presiden Jokowi Beri Perintah Khusus ke Istri Mendagri, Sebut Lebih Efektif Peran Ibu-ibu PKK

Pasien yang terdiri dari 265 pria dan 137 perempuan, kembali diperiksa setelah satu bulan dirawat di rumah sakit.

"Jelas bahwa inflamasi yang disebabkan oleh penyakit tersebut juga dapat bereaksi terhadap tingkat kejiwaan," kata profesor Francesco Benedetti, ketua kelompok Unit Penelitian di Psychiatry and Clinical Psychobiology di San Raffaele, melalui pernyataan, yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Laporan itu dipublikasi di jurnal ilmiah Brain, Behavior and Immunity pada Senin, 3 Agustus 2020.

Baca Juga: Mahasiswa Keluhkan Beban Kuota, Nadiem Makarim Janjikan Kuota Internet Murah untuk Dukung PJJ

Berdasarkan wawancara klinis dan pertanyaan tentang penilaian diri, para dokter menemukan PTSD pada 28 persen kasus, depresi 31 persen, kecemasan 42 persen dan insomnia 40 persen, dan akhirnya gejala obsesif kompulsif 20 persen.

Menurut studi, perempuan paling banyak mengalami kecemasan dan depresi meski keparahan infeksinya lebih rendah.

"Kami berhipotesis bahwa ini bisa saja karena fungsi sistem imun yang berbeda," kata Profesor Benedetti.

Baca Juga: Catat 215 Kematian dalam 24 Jam, Iran Laporkan Satu Orang Meninggal Setiap 7 Menit karena Covid-19

Alhasil, efek kejiwaan yang tidak begitu serius ditemukan pada pasien rawat inap dibandingkan dengan pasien rawat jalan.

Dampak kejiwaan dari Covid-19 dapat disebabkan baik dari respons imun terhadap virus itu sendiri, maupun dari faktor stres psikologi seperti stigma, isolasi sosial dan kekhawatiran penularan terhadap orang lain, katanya.

Hasil tersebut akan menyoroti kekhawatiran soal potensi komplikasi kesehatan yang melemahkan bagi pasien sembuh Covid-19.

Awal Agustus ini, para ilmuwan memperingatkan kemungkinan gelombang kerusakan otak terkait virus corona pada pasien Covid-19.***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler