PR CIREBON - Baru lulus S2 Stanford University, Maudy Ayunda mengungkapkan bahwa dirinya tidak gemar dengan rasa malas.
Maudy Ayunda yang kini menginjak 26 tahun, diketahui baru saja membahas perihal rasa malas melalui sebuah video di kanal YouTube miliknya.
Dalam video yang dibagikan, Maudy Ayunda membahas perihal cara menghilangkan rasa malas jika datang pada dirinya.
Pelantun lagu perahu kertas ini mengakui bahwa dirinya pun bukan sosok orang yang tidak pernah malas.
"Buat teman-teman jangan salah, akupun bukan orang yang nggak bisa merasa malas," ujarnya ynag merupakan lulusan Standford University, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com melalui tayangan YouTube Maudy Ayunda yang diunggah pada Kamis, 22 Juli 2021.
Namun walau begitu, dirinya dapat mengatasi hal tersebut dengan caranya sendiri.
Baca Juga: Sakit Perut Saat Datang Bulan? 5 Makanan Ini Dipercaya Dapat Redakan Rasa Tidak Nyaman Ketika Haid
Maudy menyebutkan bahwa dirinya menggunakan rasa malas tersebut menjadi indikasi jika hal tersebut tidak ia sukai dan gemari.
"Tapi aku menggunakan rasa malas itu menjadi indikasi bahwa ini bukan sesuatu yang aku suka dan aku gemari," kata Maudy,
Menurutnya rasa malas tersebut adalah hal yang datang karena adanya sinyal atau kurangnya motivasi dari dalam diri seseorang.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Lusinan Virus Baru dari Es Gletser Berusia 15.000 Tahun
Dan motivasi tersebut lah yang harusnya seseorang cari, supaya rasa malas itu bisa hilang.
"Hati kita tuh kadang-kadang tahu, jadi pada saat kalian malas, berarti motivasinya aja yang belum ada, dan itu yang harus di cari," katanya.
Motivasi yang bisa di cari bisa berupa tempat, bidang, pekerjaan, orang yang memang bisa memberikan semangat diri sendiri.
Baca Juga: Bantah Tudingan ICW Soal Terlibat dalam Kasus Ivermectin, Moeldoko: Ini Menodai Kehormatan Saya
"Apasih bidang, apasih pekerjaan, tempat, situasi, orang yang bisa memberikan semangat itu," ujar Maudy.
Maudy juga mengatakan, jika menurutnya rasa malas itu bukan suata karakter namun hanyalah sebuah sinyal yang belum memberikan seseorang energi.
"Karena menurut aku malas itu bukan sebuah karakter ya, menurut aku itu sebenarnya lebih kaya sinyal bahwa kita belum menemukan apa yang benar-benar memberi kita energi," katanya.***