Ribuan Ikan di Waduk Djuanda Jatiluhur, Purwakarta Mati karena Cuaca Ekstrim

4 Januari 2023, 13:23 WIB
Pengelola dan petugas Kepolisian mengangkat ikan yang mati di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Selasa, 3 Januari 2023. Kematian ikan-ikan tersebut diduga akibat cuaca ekstrem belakangan ini. /Pikiran Rakyat/Hilmi Abdul Halim /

SABACIREBON –  Cuaca ekstrim menjelang pergantian tahun menimbulkan dampak buruk pada kehidupan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.

Bahkan penomena hadirnya cuaca ekstrim itu juga telah membawa kerugian di berbagai sektor ekonomi masyarakat.

Di Kabupaten Purwakarna, cuaca ekstrem menyebabkan puluhan ribu ekor ikan mati mendadak di Keramba Jaring Apung (KJA) Waduk Djuanda, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta. Akibatnya, pengelola KJA mengalami kerugian ratusan juta rupiah.

“Sebagian ikan di KJA milik saya mati. Saya tidak tahu berapa jumlah pastinya, tapi kerugiannya sekitar Rp 400 juta,” kata salah seorang pemilik KJA, Nano, Selasa, 3 Januari 2023.

Baca Juga: Laga Semifinal Piala AFF 2022 Timnas Indonesia vs Vietnam, Berikut Ini Link dan Daftar Harga Tiketnya

Dikutip dari pikiran-rakyat.com, kematian ikan-ikan tersebut terjadi di KJA yang berada di wilayah atau zona 5. Peristiwa  itu diakui kerap terjadi pada peralihan musim kemarau ke hujan atau saat kondisi cuaca ekstrem seperti beberapa waktu terakhir ini.

Menurut Nano, fenomena kematian massal ikan saat ini tidak separah beberapa tahun yang lalu. Meskipun sudah sering terjadi, para pengelola KJA mengaku tidak memiliki cara untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem.

“(Kematian ikan) tidak bisa (dicegah), ini alami,” ujar Nano.

Ia menyebutkan ikan yang mati di tempatnya saat ini memasuki usia 1,5-2 bulan. Artinya, ikan-ikan itu sebentar lagi akan dipanen, tepatnya pada usia 2,5-3 bulan, tergantung persediaan pakan.

Baca Juga: Bapenda Jawa Barat 2023 akan Optimalkan Penerimaan dari Aset dan Barang Milik Daerah

Dari sekian banyak ikan yang mati, ada sebagian kecil ikan yang dinilai masih layak dikonsumsi. Nano dan para pemilik KJA mengangkut ikan-ikan tersebut untuk dibagikan kepada warga di sekitar Waduk Jatiluhur.

Pembagian ikan tersebut disambut antusias warga seperti diungkapkan Koordinator Angkutan Sungai Danau Penyeberangan Waduk Juanda Atim Priantono.

“Warga senang mendapatkan ikan yang masih bisa dimakan,” katanya.

Atim menjelaskan, kematian ikan tersebut biasanya akibat kekurangan sinar matahari dan oksigen di dalam air.

Baca Juga: Hukuman Mati dan Penolakan Kasasi Heri Wirawan Sang Pemerkosa Santri. Simak Alasannya

Hal itu dipicu hujan dengan intensitas yang terlalu tinggi di sekitar KJA seperti yang terjadi pada akhir 2022 lalu.

Akibatnya, suhu air di Waduk Jatiluhur turun drastis sehingga banyak ikan yang tak bisa bertahan.

“Ikannya pada mabuk di wilayah/zona 4 dan 5 dari Pasirlaya ke atas, untuk zona 1-3 masih aman,” ujar Atim.

Untungnya, kondisi cuaca di sekitar Waduk Jatiluhur mulai cerah. Atim meyakini ikan-ikan tersebut telah mendapatkan cukup asupan sinar matahari. Ia pun hanya bisa berharap kondisi cuaca terus membaik hingga masa panen ikan nanti.

Baca Juga: Inilah Asal Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung Pertama pada Tahun 2023

Sementara itu, Kepala Polisi Resor Purwakarta Ajun Komisaris Besar Edwar Zulkarnain masih mendata kerugian para pemilik KJA. Pelaksanaannya secara teknis ditangani Satuan Polisi Perairan dan Udara.

Kepala Satpolairud Ajun Komisaris Jajang Sukandar mengimbau masyarakat untuk segera mengevakuasi ikan-ikan yang mati dari perairan untuk mencegah dampak lingkungannya.

“Jangan membuang bangkai ikan sembarangan dan yang tahu kondisi alam, ikan segera dipindah,” katanya.

Baca Juga: Inilah Daftar Wakil Indonesia pada Turnamen Super 1000 Petronas Malaysia Open 2023

Patroli polisi

Selain mengancam ikan-ikan di KJA, cuaca ekstrem di Waduk Jatiluhurdan Cirata juga berisiko menimbulkan kecelakaan perahu angkutan orang dan barang. Untuk mencegah hal tersebut, Satpolairud Polres Purwakartajuga meningkatkan patroli di wilayah perairan.

"Sambil melakukan patroli, kami juga mengimbau pengemudi perahu di Waduk Jatiluhur untuk selalu mengutamakan keselamatan saat melakukan perjalanan guna mencegah kecelakaan,” kata Jajang.

Menurut dia, warga di sekitar bendungan tersebut memang kerap menggunakan moda transportasi air untuk mobilitas sehari-harinya. Selain itu, perahu-perahu kecil itu juga kerap digunakan untuk mengangkut wisatawan sebagai sarana rekreasi seperti saat libur akhir tahun lalu.

Baca Juga: Mobil Bak Terbuka Pengangkut Material Bekas Tabrak Tiga Gerobak Kaki 5, Pedagang dan Pembeli Luka Parah

Para penumpang perahu itu diwajibkan mengenakan rompi pelampung untuk mencegah mereka tenggelam saat terjadi kecelakaan. Jajang menambahkan, patroli yang dilakukan jajarannya itu mencakup hingga sebagian wilayah Waduk Cirata.

"Kami melakukan pengecekan kelaikan kapal seperti bodi dan mesin kapal. Kami juga periksa Surat Sungai dan Danau (SKK) ASDP Provinsi Jabar, serta pengecekan surat asuransi Jasa Raharja Kabupaten Purwakarta," ujarnya.

Sebelumnya, personel kepolisian mengevakuasi perahu yang terjebak di tengah eceng gondok. Pertumbuhan tanaman tersebut dinilai sebagai dampak lainnya dari cuaca ekstrem.***

 

Editor: Otang Fharyana

Sumber: pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler