TEMU UMKM Jabar dengan Mendag, ZulHas di Bandung, Jumat ingin -- cukup menarik untuk diulas. Meski serbalintas, gaung UMKM kian nyata. Adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang punya daya dongkrak terhadap perekonomian Indonesia.
Aspek kegiatan perdagangan yang membuka perhatian ZulHas selaku Mendag. Secara teknis administratif, UMKM di bawah Kementerian Koperasi & UMKM. Dengan kata lain, kedua kementerian bisa berkolaborasi. Seiring sejalan membangun keberlangsungan UMKM di tanah persada. UMKM masa depan.
Pergerakan UMKM adalah murni warga masyarakat. Meliputi kegiatan usaha, antara lain kuliner, fesyen dan agrobisnis. Jumlah mereka, tak kurang dari 64 juta pelaku usaha. Keberadaan UMKM berkontribusi setara 60,5% terhadap PDB.
Baca Juga: Pemkot Bandung siap Laksanakan Penataan Area PKL Basemen Alun-alun dan Jalan Sumatra
Adalah Produk Domestik Bruto berupa nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan dari berbagai unit produksi dalam setahun. Dipastikan pula terhadap serapan tenaga kerja. UMKM menyumbang 95% dari total penyerapan nasional.
Perkembangan UMKM pun tak lepas dari kendala yang dihadapi. Di sisi inilah, perlu peran pemerintah. Tak kecuali oleh Kementerian Perdagangan. Aksi yang dilakukan Mendag ZulHas perlu dioptimalkan para pelaku UMKM.
Keberlangsungan UMKM yang melulu warga, kerap dalam keterbatasan modal usaha. Dengan bantuan modal usaha dari pemerintah senilai Rp 1,2 juta -- pengembangan perlu dilakukan. Modal yang minim dan terhambatnya pemasukan menjadi "dua serangkai" kendala pengembangan itu.
Baca Juga: Roy Suryo Dijatuhi Hukuman Penjara selama 9 Bulan
Bank-bank pemerintah mestinya lebih terbuka kepada nasabah warga UMKM. Menjadikannya sebagai debitur dengan prasyarat yang lebih lentur. Saat lolos babak pinjaman lunak itu, sejatinya UMKM masih harus menerobos tantangan lain era kekinian. Adalah pemasaran digital dan "branding" produk.
Dua tahapan terakhir di atas, tidak semua pelaku UMKM mampu melakukannya sendiri. Perlu uluran tangan pemerintah dan atau kalangan swasta maju yang peduli. Sungguh, dinanti.***
@ iW