Hoaks atau Fakta: Tak ada Penularan Covid-19 Pasca Demonstrasi Tuntutan Kematian George Floyd

- 23 Juni 2020, 16:30 WIB
PARA demonstran melakukan aksi protes atas kematian pria berkulit hitam George Floyd di Trafalgar Square, London, Inggris pada Minggu, 31 Mei 2020.*
PARA demonstran melakukan aksi protes atas kematian pria berkulit hitam George Floyd di Trafalgar Square, London, Inggris pada Minggu, 31 Mei 2020.* /The Guardian/

PR CIREBON – Akibat dari kasus kematian George Floyd yang sangat fenomenal, membuat warga Amerika Serikat berunjuk rasa. Unjuk rasa tersebut bertujuan untuk menuntut keadilan.

Beberapa kota di Amerika Serikat sempat rusuh akibat unjuk rasa tersebut karena banyak masyarakat berbondong-bondong memadati jalan.

Terkait unjuk rasa tersebut, beredar klaim bahwa warga di Amerika Serikat tidak ada yang terkena Covid-19. Padahal, unjuk rasa tersebut melibatkan banyak orang.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Informasi yang Menyatakan Bahwa Virus Corona Sudah Viral di Dalam Iqro

Klaim tersebut disebarkan akun Facebook Antii Bungkam Bali pada 20 Juni 2020, berikut narasi lengkapnya.

"Sudah 2 Minggu Demo Di AS kok tidak ada yg kena Corona beritanya???? padahal ribuan orang turun ke jalan tanpa jaga jarak dan di Indonesia, "Bali" Beritanya Makin Di Seram²kan #Conspiracy," tulis akun Facebook Antii Bungkam Bali.

Konten yang disebarkan akun Facebook Antii Bungkam Bali telah 3 ribu kali dibagikan dan mendapat 466 komentar warganet.

Baca Juga: Berniat Campuri Urusan India-Tiongkok, Trump Didukung Anggota Kongres AS hingga Menlu Mike Pompeo

Tim PikiranRakyat-Cirebon.com melakukan penelusuran dari  berbagai sumber, ditemukan jawaban bahwa klaim yang menyebut tidak ada warga AS yang tertular Covid-19 karena unjuk rasa adalah tidak benar.

Kemudian penelusuran dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "george floyd demonstration triggered transmission of the corona virus".

Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai potensi penularan Covid-19 di tengah demonstrasi di Amerik Serikat.

Baca Juga: Dibalut Saus Kacang, Gado-gado Ternyata Dipengaruhi Budaya Portugis

HOAKS - Beredar klaim bahwa warga di Amerika Serikat tidak ada yang terkena Covid-19 unjuk rasa kematian George Floyd.*
HOAKS - Beredar klaim bahwa warga di Amerika Serikat tidak ada yang terkena Covid-19 unjuk rasa kematian George Floyd.* /KOMINFO

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Gambar PKS Menandatangani Draft RUU Haluan Ideologi Pancasila

Satu di antaranya artikel berjudul "Experts warn protests following George Floyd's death could trigger a second wave of coronavirus as thousands of people pack the streets of US cities" yang dimuat dailymail.co.uk pada 1 Juni 2020.

Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa sejumlah ahli memperingatakan unjuk rasa atas kematian George Floyd dapat memicu gelombang kedua virus corona di Amerika Serikat.

Banyak demonstran terlihat mengabaikan pedoman jarak sosial (social distancing) dan tidak mengenakan masker.

Baca Juga: Kandung Kemih Seorang Pria Pecah usai Tahan Pipis Selama 18 Jam

Dr William Schaffner, seorang profesor kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center, mengatakan kepada dailymail.com ada beberapa alasan mengapa seseorang dapat terinfeksi saat unjuk rasa.

Di antaranya para demonstran tidak menjaga jarak sosial dan tidak mengenakan masker. Ia menambahkan bahwa banyak berteriak juga kemungkinan akan meningkatkan risiko penyebaran virus.

"Ada banyak teriakan dan orang-orang berlarian, yang merupakan aktivitas, yang akan membuat orang bernapas lebih dalam dan menghembuskan napas lebih banyak," kata Schaffner.

Baca Juga: Konflik Perbatasan India-Tiongkok Kian Memanas, Donald Trump Turut Campur Tangan

Kemudian ditemukan artikel yang menjelaskan mengenai kenaikan Kasus covid-19 di Amerika Serikat setelah unjuk rasa berlangsung.

Adalah artikel berjudul "Have nationwide protests led to a spike in US coronavirus cases?" yang dimuat situs aljazeera.com pada 10 Juni 2020 lalu.

Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa lebih dari sepertiga dari 50 negara bagian Amerika Serikat mengalami peningkatan infeksi harian.

Baca Juga: Undang Gelak Tawa, Aktor Lee Min Ho Kesulitan Tiup Lilin Ulang Tahun

Satu di antaranya kota Los Angeles. Terjadi lonjakan kasus dalam kurun waktu 26 Mei hingga 9 Juni 2020 sebanyak 18.100.

Dengan demikian klaim yang menyebut bahwa tidak ada warga AS yang tertular Covid-19 karena unjuk rasa ternyata tidak akurat.

Sejumlah kota-kota di Amerika Serikat masih mengalami peningkatan jumlah kasus Covid-19 setelah aksi unjuk rasa besar-besaran.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Kominfo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x