Cek Fakta: Validkah Teori Covid-19 dari Ahli Virus Indro Cahyono yang Viral di Medsos?

- 13 April 2020, 10:22 WIB
Postingan yang menerangkan literasi virus corona yang diklaim dari ahli virus Indro Cahyono.
Postingan yang menerangkan literasi virus corona yang diklaim dari ahli virus Indro Cahyono. /Mafindo

PIKIRAN RAKYAT - Pandemi Covid-19 semakin hari menjadi semakin mengkhawatirkan.

Melonjaknya kasus positif Covid-19 di dunia termasuk Indonesia harus dibarengi pengetahuan yang disampaikan kepada masyarakat.

Hal itu bertujuan agar masyarakat lebih siap dan aktif untuk menghadapi masalah kesehatan serius ini agar tidak salah kaprah, juga membuat asumsi yang salah hingga menimbulkan kepanikan.

Baca Juga: Pangeran William Sebut Pandemi Covid-19 Justru Memberikan Kebaikan bagi Inggris

Berkaitan dengan hal itu, beredar sebuah infromasi melalui akun Facebook Ibrahim Al Fadani yang berisi penjelasan ilmiah terkait Covid-19 yang dibuat oleh drh. Moh Indro Cahyono.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari lama Turn Back Hoax Mafindo, informasi tersebut dibantah langsung oleh ahli virus Moh. Indro Cahyono.

Ia menjelaskan dalam akun Facebook miliknya bahwa pesan tersebut seolah-olah memberikan pesan positif padahal isinya sangat menyesatkan.

Baca Juga: Pola PSBB di Bodebek Berbeda-beda meskipun Serentak, Ini Penjelasannya

"Itu hoaks. Pesan ini seolah-olah memberikan pesan positif padahal isinya sangat menyesatkan," tulis Indro.

Selain itu, Indro Cahyono juga menuliskan perbaikan terhadap infromasi tersebut melalui akun Facebooknya yang diunggah pada 31 Maret 2020.

Berikut perbaikan isi informasi yang dilakukan oleh drh. Moh. Indro Cahyono.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Video Sekuriti Pelni Kena Begal di Tengah PSBB, Faktanya Berbeda

Pesan berantai poin 1: Virus (termasuk Covid-19) adalah benda mati yang dapat hidup di media hidup. Namun, ada catatannya. Kalau misalnya ada orang yang sudah terinfeksi mengeluarkan droplet (cairan flu atau ludah), lalu kena di baju, kain, atau meja, maka dia tetap hidup selama droplet itu belum mengering. Kalau baju dicuci atau setidak-tidaknya mengering sendiri karena pengaruh lingkungan, misalnya karena panas atau hembusan angin, maka virusnya akan mati. Begitu pun di meja, kursi, lantai, karpet, dan sejenisnya. Kalau sudah mengering, ya sudah virusnya akan mati.

Revisi dari Indro: Virus (termasuk COVID-19) hanya bisa bertahan hidup di media yang gelap, basah, dan dingin. Dia tidak bisa bertahan hidup lama tanpa perantara media tersebut. Jika misalnya ada orang yang sudah terinfeksi mengeluarkan droplet (cairan lendir atau ludah), lalu kena di baju, kain, atau meja, maka dia tetap hidup selama droplet itu belum mengering. Jika baju dicuci atau setidak-tidaknya mengering sendiri karena pengaruh lingkungan, misalnya karena panas atau disinfektan, maka virusnya akan mati. Begitu pun di meja, kursi, lantai, karpet, dan sejenisnya. Jika sudah mengering, ya sudah virusnya akan mati.

Baca Juga: Pangeran William Sebut Pandemi Covid-19 Justru Memberikan Kebaikan bagi Inggris

Pesan berantai poin 2: Virus ini tidak bisa hidup di udara. Dia hanya jadi butir-butir kristal saja. Semua jenis virus, mau virus flu, TB, paru, dan lain-lain. Bagaimana dengan berjabat tangan? Sama seperti penjelasan nomor satu. Walau tangan ini termasuk bagian hidup, tapi selama dropletnya kering, dibersihkan, maka virus pun akan mati. Karena virus hanya bisa masuk lewat tiga jalur yakni mata, hidung, dan mulut. Maka, jika selesai berjabat tangan, dianjurkan membasuhnya dengan Antis, sabun, air panas, asing, atau cairan cuka/asam.

Revisi dari Indro: Virus ini tidak bisa hidup di udara. Dia hanya bisa hidup di droplet dan kemudian jatuh ke bawah. Semua jenis virus, mau virus flu, atau virus lain, sifatnya sama. Bagaimana dengan berjabat tangan? Sama seperti penjelasan nomor satu. Walau tangan ini termasuk bagian hidup, tapi selama dropletnya kering, dibersihkan dengan sabun atau hand sanitizer, maka virus pun akan hacur. Karena virus hanya bisa masuk lewat dua jalur, yakni hidung, dan mulut. Maka, jika selesai berjabat tangan, dianjurkan membasuhnya dengan sabun atau hand sanitizer.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Video Sekuriti Pelni Kena Begal di Tengah PSBB, Faktanya Berbeda

Pesan berantai poin 3: Virus tidak bisa hidup di air panas, air asin, cuka, atau cairan asam. Maka, jika sudah terinfeksi, segera konsumsi vitamin E (brokoli, kelor) dan vitamin C (jeruk, mangga, dan lain-lain).

Revisi dari Indro: Virus bisa dinetralkan oleh antibody dari dalam tubuh dan antibody bisa dinaikan produksinya dengan konsumsi vitamin E dan C. Budayakan untuk mengkonsumsi vitamin E (brokoli, kelor) dan vitamin C (jeruk, mangga, dan lain-lain) selama masa wabah COVID-19.

Pesan berantai poin 4: Yang terinfeksi atau dinyatakan positif berpeluang sembuh total bagi mereka yang ketahanan tubuhnya kuat, tidak memiliki riwayat penyakit bawaan seperti paru, TB, hippertensi, asma, kanker, dan tumor.

Revisi dari Indro: Yang terinfeksi atau dinyatakan positif berpeluang sembuh. Jika memiliki riwayat penyakit bawaan seperti paru, TB, hippertensi, asma, kanker, dan tumor, sebaiknya berkonsultasi ke dokter.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Cirebon Senin 13 April 2020: Ciwaringin dan Kesambi Hujan Ringan

Pesan berantai poin 5: Bagi anak-anak muda atau yang ketahanan tubuhnya kuat yang sudah dinyatakan positif, cukup treatment (perlakuan) mandiri di rumah. Karena usia produktif, antibodinya berproduksi 2-3 kali lipat dibandingkan dengan manula. Antibodi pada hari ke 4-5 akan keluar untuk menyerang virus. Untuk menekan rasa stres, bagi yang sudah positif, cukup mengonsumsi vitamin dan antibiotik. Jangan ke RS yang sudah ditentukan karena itu diperuntukan bagi mereka yang produksi antibodinya rendah.

Revisi dari Indro: Bagi manusia yang ketahanan tubuhnya normal dan kemudian dinyatakan positif, dapat melakukan treatment (perlakuan) mandiri di rumah dengan cukup beristirahat, konsumsi vitamin E dan C dan madu, karena dengan asupan vitamin yang bagus, maka produksi antibodi bisa meningkat 2-3 kali lipat dari standard. Antibodi pada hari ke-7 akan diprodukai tubuh untuk menetralkan virus dan mencapai puncaknya pada hari 14. Jangan panik dan stress karena stress akan menekan siatem kekebalan kita. RS sebaiknya dikhususkan untuk kelompok risiko tinggi (lansia, pasien dengan komplikasi penyakit dan gangguan pernafasan kronis) sehingga RS tidak terlalu penuh dan membuat para pejuang kesehatan menjadi kerepotan dan kelelahan.

Baca Juga: Pangeran William Sebut Pandemi Covid-19 Justru Memberikan Kebaikan bagi Inggris

Halaman:

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Mafindo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x