PR CIREBON - Baru-baru ini, beredar sebuah tautan konten artikel di media sosial Facebook terkait Jokowi soal pemindahan Ibu Kota.
Diinformasikan dalam artikel tersebut bahwa Presiden Jokowi mengatakan bahwa pihaknya bisa menjual separuh atau setengah dari pulau Kaltim (Kalimantan Timur).
Berikut judul dalam artikel tersebut: "Soal Pemindahan Ibukota, Jokowi: Kita Bisa Jual Separo Dari Pulau Kaltim".
Baca Juga: Yuju Eks GFRIEND Kini Resmi Gabung dengan Agensi Milik Kang Daniel, KONNECT Entertainment
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara, konten milik situs petromaz.blogspot.com itu juga menampilkan foto Presiden Joko Widodo tanpa masker.
Artikel tersebut kini telah mendapat 10 respons dari pengguna lain Facebook hingga Senin, 30 Agustus 2021.
Lantas, benarkah informasi tersebut? Benarkah Presiden Jokowi akan menjual sebagian Pulau Kaltim berkaitan dengan pemindahan ibu kota Jakarta?
Baca Juga: Studi Menyebut Racun Ular Beludak Brasil Dapat Menjadi Alat dalam Memerangi Covid-19
Namun, benarkah Presiden Jokowi akan menjual sebagian Pulau Kaltim sebagaimana disebut dalam konten itu?
Berdasarkan hasil penelusuran, artikel "Soal Pemindahan Ibukota, Jokowi: Kita Bisa Jual Separo Dari Pulai Kaltim" yang dimauat di situs petromaz.blogspot.com itu kini sudah tidak bisa diakses.
Pemilik blog diduga telah menghapus atau men-takedown artikel tersebut.
Meski begitu, tulisan dengan judul serupa pernah dimuat juga oleh situs daring Reportase Indonesia pada 4 September 2019 lalu.
Konten dalam laman tersebut juga memuat foto yang sama dengan konten artikel milik petromaz.blogspot.com.
Setelah diperiksa, isi kontennya sama sekali tidak berisi penjelasan Presiden Jokowi bakal menjual separuh Kaltim untuk pemindahan ibu kota.
Baca Juga: Akan Beradu Akting dengan Ji Chang Wook, Sooyoung SNSD Tengah Tinjau Tawaran Bermain di Drakor Baru!
Maka dari itu, berdasarkan fakta dan penemuan di atas, dapat disimpulkan bahwa klaim Presidrn Jokowi akan menjual sebagian Kaltim adalah informasi yang tidak benar.
Isi konten tersebut dikategorikan sebagai informasi yang salah atau disinformasi.***